JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki jiwa sosial yang tinggi membuat Angga Rahmana (30), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Duri Pulo mampu membuktikan dirinya bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Meskipun dalam prosesnya, caci makian kerap didapatinya.
Pada 2013, dirinya berhasil membuat acara musik reggae dan mempersatukan kedua kelompok pendukung sepak bola yang kerap tawuran di Duri Pulo. Beberapa hari setelah itu, Angga yang saat itu belum memiliki pekerjaan itu mendapat laporan adanya pencurian burung di wilayah RW 012.
Saat ditelusuri, ternyata pencuri burung itu berjumlah tiga anak SD.
"Ada kejadian maling burung orang. Yang dimalingin tahu pelakunya, dilaporin lah ke Pak RW. Pak RW panggil anak-anak SD itu. Ternyata yang tadinya jumlahnya 3 jadi 8 orang karena pada ngaku semua tuh. Saya dipanggil Pak RW buat kasih arahan ke mereka," kata Angga saat ditemui di Kantor Lurah Duri Pulo, Senin (7/10/2019).
Saat anak-anak itu dinasihati oleh Angga, orangtua mereka marah dan tidak ingin anaknya disalahkan.
Baca juga: Petugas PPSU Ini Ingin Temui Anies dan Tawarkan Solusi Sampah di Jakarta
Singkat cerita, Angga berhasil meredam keributan tersebut dan memberikan arahan serta nasihat kepada para pelaku yang masih anak-anak.
"Saya bilang, anak-anak ini enggak salah. Mereka cuma enggak dapat wadah positif di lingkungannya jadinya begini lah. Yang salah itu kita orang-orang dewasa yang belum bisa mendidik dengan baik," ujar Angga.
Angga tidak menghukum para anak SD itu. Dirinya malah memerintahkan kepada anak-anak tersebut agar mendatangi dirinya untuk bersama mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari sekolah masing-masing.
"Saya tugasin semuanya datang ke saya di mushala, bawa PR-nya masing-masing kita kerjain sama-sama. Semacam bimbel, tapi saya enggak bisa ngajarin orang saya lulusan SMP. Saya ngumpulin mereka saja untuk kerjakan PR daripada melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat," ujar Angga.
Tidak diduga Angga, ternyata kegiatan itu diketahui oleh warga lainnya. Warga pun mengingkan anaknya ikut dalam bimbel gratis yang diadakan Angga.
"Ternyata banyak banget yang mau ikut, hari pertama itu saya ada 45 orang. Pusing saya, saya kan enggak bisa ngajar. Ya saya mah hibur mereka saja, ngajarin yang saya bisa. Yang saya enggak bisa saya dibantu anak-anak yang pintar untuk ajarin temannya yangg enggak bisa," ujar Angga.
Baca juga: Atasi Tawuran Remaja Lewat Musik, Petugas PPSU Ini Berharap Pemprov DKI Bangun Studio Gratis
Lambat laun, bimbel gratis garapan Angga semakin dikenal dan semakin banyak jumlah pelajat yang gabung. Dua bulan bimbel tersebut berjalan, Angga mendapat pekerjaan sebagai kurir tinta.
Hal itu disyukurinya untuk menghidupi anak beserta istrinya.
"Tiap gajian saya kasih anak-anak hadiah permen, snack segala macam biar mereka senang," ujar Angga.