Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Solusi Pemprov DKI Atasi Masalah Limbah WC Dibuang ke Kali

Kompas.com - 08/10/2019, 07:20 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jamban dan tangki septik (septic tank) yang memadai masih menjadi persoalan di DKI Jakarta. Masih ada warga yang tidak memiliki jamban di rumahnya, apalagi septic tank untuk limbah WC atau buang air besar (BAB).

Contohnya di permukiman padat penduduk di RT 015 RW 007, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Pertamburan, Jakarta Barat.

Sebanyak 20-30 kepala keluarga di RT 015 tidak memiliki jamban. Mereka ramai-ramai menggunakan satu WC bersama. Limbah WC tersebut langsung dialirkan ke Kali Sekretaris.

Bagi warga yang memiliki jamban di rumah, persoalan mereka adalah septic tank. Warga tidak memiliki septic tank dan membuang limbah WC ke kali. Warga menyebutnya "sistem helikopter".

"Memiliki jamban, cuma sistemnya sistem helikopter, dalam arti mereka punya kamar mandi, tapi pembuangan ke kali saluran air langsung," ujar Ketua RT 015 Sitanggang, Kamis (3/10/2019).

Bangun septic tank komunal

Pemerintah Provinsi akan berupaya membangun septic tank komunal atau sistem pengelolaan air limbah domestik untuk mengatasi persoalan limbah WC yang dibuang langsung ke kali.

Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mengajukan Rp 166,2 miliar untuk membangun septic tank komunal dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2020.

Septic tank rencananya akan dibangun di 30 lokasi, khususnya di daerah-daerah pinggir kali dan permukiman padat penduduk.

Baca juga: Atasi Krisis Jamban, Lurah Tanjung Duren Utara Segera Bangun Lubang Septic Tank

"Rp 166 miliar kita bangun septic tank-nya saja, nanti baru disambung ke pembuangan-pembuangan limbah milik warga," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf, Senin (7/10/2019).

Dengan adanya septic tank komunal, warga diharapkan tak lagi membuang limbah BAB ke kali. Kali pun tidak tercemar.

"Dari beberapa kepala keluarga, pembuangan itu kita jadikan satu, langsung kita olah di septic tank komunal. Nah sudah rapi, bersih, baru pembuangannya kita alirkan ke sungai. Jadi enggak langsung seperti sekarang ini, mereka buang langsung," kata Juaini.

Subsidi rehab septic tank

Program lain yang akan dilaksanakan yakni memberikan subsidi rehabilitasi septic tank milik warga.

Pemprov DKI mengajukan anggaran Rp 10 miliar untuk subsidi rehabilitasi septic tank dalam KUA-PPAS 2020.

Anggaran Rp 10 miliar itu dimasukkan ke dalam pos belanja subsidi atau public service obligation (PSO) badan usaha milik Pemprov DKI, PD PAL Jaya.

"Mulai tahun depan, ada program dari Pemda DKI untuk revitalisasi septic tank. Skemanya adalah skema subsidi," ujar Direktur Utama PD PAL Jaya Subekti.

Baca juga: Soal Limbah WC Dibuang ke Kali, DKI Siapkan Rp 166,2 M untuk Septic Tank Komunal

Dengan adanya subsidi ini, warga bisa membayar lebih murah saat septic tank miliknya diperbaiki oleh PD PAL Jaya.

Pemprov DKI akan melakukan survei kemampuan warga untuk membayar rehab tangki septik tersebut. Sisa biaya rehab tangki septik itu kemudian disubsidi pemerintah.

"Jadi ketika nanti dibangun, ya nanti dicek berapa kemampuan warganya, sisanya disubsidi oleh pemerintah daerah," kata Subekti.

Dengan program subsidi rehabilitasi ini, warga diharapkan menyadari pentingnya sanitasi dan mau memiliki tangki septik yang memadai. Selama ini, sejumlah warga masih merasa tidak butuh septic tank.

Adapun anggaran yang diajukan Pemprov DKI itu akan dibahas bersama DPRD DKI dan harus disetujui DPRD. Anggaran itu kemudian dievaluasi Kementerian Dalam Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com