JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Baru Kubur Koja, Penjaringan, Jakarta Utara masih belum bisa menggunakan air PAM mereka.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (7/10/2019), air PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) yang mengalir ke rumah-rumah warga memang sudah tidak lagi bewarna.
Namun, air yang keluar masih mengeluarkan bau busuk seperti bau got. Saat mulai tertampung cukup banyak, air terlihat keruh.
Meski sedikit membaik ketimbang waktu air berubah-ubah warna, warga masih belum berani menggunakan air tersebut.
"Ini air yang saya beli, saya pakai air yang ini," kata Darmiasih (52) sambil menunjuk baskom lain yang airnya tampak bening dan tidak berbau, Senin (7/10/2019)
Napsiah, warga RT 005/RW 015 juga menyampaikan bahwa kondisi serupa masih terjadi di kediamannya.
"Kemarin sore saya coba tampung, airnya butek," ujar Napsiah.
Baca juga: Air PAM di Kampung Baru Kubur Koja Belum Laik Pakai, Palyja Kirim 4 Kubik Air Bersih
Ia sempat menyimpan sampel air yang ia tampung pada Minggu (5/10/2019) sore itu kedalam sebuah botol. Dari botol itu terlihat, air yang tersimpan berwarna kehitaman.
Namun, warna yang terlihat bukan seperti air got, melainkan warna hitam yang dihasilkan ketika cat bercampur air.
Media Relation PT Palyja Ade Rifelino mengatakan, pihaknya masih mencari sumber yang mengakibatkan air mereka tercemar.
"Kita kan juga perlu waktu untuk memproses dan mencari (kebocoran)," ujar Ade saat dihubungi Kompas.com.
Sebelumnya, mereka telah menemukan lima titik kebocoran yang terjadi akibat pembuatan saluran air. Kebocoran di lima titik itu sudah mereka perbaiki sehingga kondisi air diklaim mulai membaik.
Baca juga: Palyja Minta Waktu Atasi Masalah Air di Kampung Baru Kubur Koja yang Keruh dan Berbau
Akan tetapi kondisi air masih belum laik untuk digunakan warga. Oleh karena itu pihaknya masih mencari sumber kebocoran lain dengan menggali pipa-pipa mereka yang tertanam didalam tanah.
"Misalkan dicoba digali, dicek kondisi jaringannya, kondisi air pipanya, disampling gimana kondisinya apakah sudah sesuai atau tidak dengan standar prosedur yang berlaku di kita. Itu lah aktivitas yang mereka (petugas lapangan) lakukan sekarang," ujar Ade.
Akan tetapi dirinya belum bisa menjamin sampai kapan penelusuran dan perbaikan itu berlangsung.