Ade menduga, air yabg berubah-ubah warna itu terjadi karena pipa mereka yang bocor telah terkontaminasi limbah pabrik tekstil yang berada di sekitar lokasi.
"Mungkin karena pembuangannya itu, mereka buang saluran air atau segala macam. Memungkinkan air berubah warna itu karena usaha sablon atau tekstil itu. Itu baru dugaan kami," jelasnya.
Dijelaskan Ade, limbah yang dialirkan pelaku usaha ke saluran air perlahan merembes masuk ke pipa mereka yang bocor sehingga membuat air mereka berubah-ubah warna.
Namun, persoalan mengenai limbah itu bukanlah wewenang mereka. Mereka hanya fokus untuk memperbaiki kembali kondisi air mereka yang mengalir ke rumah warga.
Baca juga: Air PAM Berubah Warna di Penjaringan Diduga Terkontaminasi Limbah Pabrik
Sementara, ketua RW 015 Penjaringan Teddy juga menduga air berwarna itu berasal dari limbah. Namun, ia menduga sumber dari pencemaran itu merupakan limbah timbunan oleh industri-industri yang pernah menempati lokasi tersebut.
Hipotesa itu ia sampaikan karena pada suatu waktu, oli dan gas mengucur dari tanah ketika dilakukan penggalian untuk menanam kabel utilitas.
"Waktu itu saya heran, ini oli dari mana, apalagi gas tuh, kan kalau menyembur begitu ngeri ya," ucap Teddy saat ditemui di kediamannya.
Dugaannya, limbah-limbah berupa oli, cat dan lain-lain itu ditimbun oleh pabrik yang pernah beroperasi di sana. Seiring berjalannya waktu penampungan dari timbunan limbah itu bocor sehingga merembes ke pipa bocor Palyja.
Dugaan ini diperkuat dengan tidak ada lagi industri yang menggunakan zat pewarna di lokasi Kampung Baru Kubur Koja.
"Sekarang kan sudah jadi gudang semua itu," ucap Teddy.
Untuk mengantisipasi kebutuhan warga akan air bersih, Palyja menyiagakan empat tandon air yang masing-masingnya berkapasitas satu kubik air.
Tandon itu mereka isi setiap harinya dengan menggunakan mobil tangki.
"Jadi sudah ada di dua lokasi, yang pertama di RT 005 dan RT 007 RW 015. Masing-masing dua tandon," ucap Ade.
Pengiriman air bersih ini akan terus dilakukan hingga kondisi air PAM di Kampung Baru Kubur Koja kembali normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.