TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kawanan penjahat peretas atau hacker beraksi dengan mencatut foto dan nomor kontak telepon para pejabat Badan Pusat Statistik (BPS). Dari hasil catutan itu, pelaku meminta uang hingga jutaan rupiah.
Salah satu yang menjadi korbannya adalah Kepala BPS Tangerang Selatan Ahmad Widyanto, pada Sabtu (5/10/2019) pekan lalu. Foto dan nomor kontaknya dalam telepon seluler (ponsel) dicatut.
Pelaku kemudian meminta uang jutaan rupiah kepada orang-orang yang nomor teleponnya ada di ponsel Ahmad Widiyanto.
Berikut cara pelaku melancarkan aksinya:
Diduga ambil foto dari facebook
Peristiwa yang menimpa Ahmad Widiyanto bersamaan dengannya yang tidak bisa membuka media sosial Facebook Messenger.
Saat itu pelaku diduga meretas media sosial milik Ahmad Widiyanto untuk kemudian disalahgunakan dalam melancarkan aksi kejahatan.
Baca juga: Peretas Catut Foto Kepala BPS Tangsel Minta Transfer Uang Jutaan Rupiah
"Sebelumnya pada hari sabtu saat di hack itu saya buka messanger facebook tidak bisa, hari minggu baru bisa saya buka dan saya perbaiki passwordnya," katanya.
Belakangan baru diketahui banyak yang bertanya apakah Ahmad Widiyanto benar meminta uang kepada nomor yang ada di kontaknya.
Namun, Ahmad Widiyanto belum mengetahui tentang adanya korban dari kejahatan tersebut. Ia menegaskan, foto dan nomor kontak dalam ponselnya telah disalahgunakan oleh pelaku kejahatan.
"Kalau yang udah tau nomor saya pasti tau itu bukan saya. Sedangkan yang belum tau pasti dikerjain, tapi sampai sekarang saya belum dapat laporan sudah ada yang kena atau belum," tuturnya.
20 pejabat BPS Kantor pusat juga diretas
Kawanan penjahat peretas atau hacker tidak hanya mencatut foto dan nomor kontak telepon dari ponsel milik Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Tangerang Selatan Ahmad Widiyanto. Merka juga mencatut 20 pejabat BPS lain di kantor pusat.
"Banyak yang kena seperti kejadian saya, di BPS pusat juga banyak. Kabarnya ada 20 orang teman saya yang kena juga," kata Ahmad Widyanto.
Baca juga: Peretas Juga Catut Foto 20 Pejabat BPS Lain, Minta Ditransfer Jutaan Rupiah
Menurut Ahmad Widiyanto, kejadian yang dialami rekannya masih dengan modus serupa. Para pelaku mengambil foto para pejabat BPS dan meretas nomor kontak yang ada untuk dimintai uang.
Jumlahnya pun tak jauh beda. Meski tak mengetahui pasti berapa nomor kontak yang di mintai uang oleh pelaku, namun untuk jumlahnya hampir sama berkisar Rp 5 juta rupiah.
"Seperti saya pelaku pakai nomor orang lain mengatasnamakan saya meminta sejumlah uang Rp 5 juta dan akan diganti," katanya.
Meminta uang jutaan rupiah
Hanya bermodalkan foto dan nomor kontak ponsel Ahmad Widiyanto, para pelaku mulai melancarkan aksinya. Mereka meminta uang berjumlah Rp 5 juta rupiah.
"Yang kena hampir semua yang ada di phone book hp saya, dia meminta sejumlah uang sebanyak 5 juta," kata Ahmad Widyanto.
Saat meminta pinjaman, pelaku mengaku terdesak kebutuhan keluarga. Mereka berdalih akan menggantinya setelah memiliki uang.
"Ia mereka dalam chat-nya mengaku ada kebutuhan. Dan akan diganti deh intinya," katanya.
Salah satu diminta transfer adalah wartawan
Salah satu yang sempat diminta uang, yakni seorang jurnalis TribunJakarta.com bernama Jaisy Rahman Tohir. Saat itu ia menerima pesan WhatsApp dari seseorang yang mengatasnamakan Ahmad Widyanto dengan nomor 0813447282**.
"Orang itu meminjam uang Rp 5 juta. Alasannya akan diganti, karena m-Banking-nya lagi error," ujar Jaisy sambil membacakan pesan singkat yang ia terima.
Dengan dalih percaya dari isi pesan tersebut, Jaisy mencoba membalasnya dengan menanyakan nomor rekening. Saat itu pelaku tersebut mengirimkan nomor rekening bank CIMB Niaga dengan nomor 703815068500 atas nama Asep Niaga.
"Saat itu saya kerjain aja sekalian, wawancara soal sensus online BPS gimana? Apa sudah mulai persiapannya? Dia malah balas, 'Iya sudah mulai siap'. Udah, enggak balas lagi," kata Jaisy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.