Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Kerang Hijau Jernihkan Air Laut yang Kotor

Kompas.com - 08/10/2019, 17:04 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti pencemaran laut bagian ekotoksikologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dwi Hindarti menjelaskan bahwa kerang hijau memang memiliki kemampuan untuk membersihkan air laut.

Kemampuan kerang hijau untuk membersihkan air laut berasal dari cara makan biota bercangkang ini.

"Ada beberapa cara (kerang hijau makan) ya. Itu bisa filter feeder atau deposit filter," kata Dwi di Ancol Taman Impian, Pademangan, Jakarta Utara Selasa (8/10/2019).

Deposit feeder adalah biota laut yang mendapatkan nutrisi dengan cara memakan semua partikel yang mengendap di dasar laut.

Sementara filter feeder yaitu biota laut yang mendapatkan makanannya dengan menyaring air laut.

"Jadi semua yang ada di dalam air itu, yang melewati tubuhnya akan diserap dan diakumulasikan dalam tubuhnya (kerang hijau)," ucap Dwi.

Sifat filter feeder inilah yang membuat kerang hijau bisa membersihkan air laut yang ada di dalam akuarium seperti yang ditunjukkan oleh manajemen Ancol.

Namun Dwi memberi catatan bahwa segala kandungan berbahaya seperti logam berat yang tadinya ada pada air bisa mengendap di daging kerang hijau.

Baca juga: [VIDEO] Melihat Kemampuan Kerang Hijau Jernihkan Air Laut

Hal itu membuat kerang hijau yang tumbuh di lokasi yang tercemar berbahaya untuk dikonsumsi.

Sebelumnya, Manajemen Ancol Taman Impian memeragakan kemampuan kerang hijau dalam membersihkan air laut.

Mereka menyiapkan dua buah akuarium yang masing-masingnya diisi dengan air laut yang keruh dan kotor. Kemudian dalam salah satu akuarium tersebut dimasukkan dua kilogram kerang hijau.

Setelah 45 menit, air di dalam akuarium yang tadinya kotor berubah menjadi bening. Berbeda dengan akuarium yang dibiarkan tanpa kerang hijau

Atas dasar percobaan itulah Manajemen Taman Impian menebarkan tiga ton kulit kerang hijau untuk memperbaiki kualitas air laut di Teluk Jakarta.

Program ini bagian dari program konservasi Ancol yang telah dilakukan sejak 2018 untuk mengembalikan keanekaragaman hayati Perairan Teluk Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com