JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menemukan 29 bom ikan bedaya ledak tinggi di kediaman dosen nonaktif Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith. Bom itu diduga akan diledakan pada 28 September 2019 untuk menggagalkan pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI.
Hal ini disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto setelah penyidik melakukani serangkaian pemeriksaan terhadap para tersangka.
Caranya, kata Suyudi, adalah dengan membuat kerusuhan yakni meledakkan bom ikan berisi paku di sepanjang wilayah Grogol sampai dengan Roxy, Jakarta Barat.
"Jadi target utama tujuan mereka adalah membatalkan pelantikan Jokowi sebagai presiden. Mereka berencana meledakkan bom ikan berisi paku yang disiapkan, di sepanjang wilayah Grogol sampai dengan Roxy di Jakarta Barat," kata Suyudi, Selasa (8/10/2019).
Baca juga: Pengakuan Dosen IPB dan Kisah 4 Tamu Pembuat Bom
Menurut Suyudi, saat aksi Mujahid 212, Abdul Basith dibantu 8 rekannya membawa misi menurunkan Jokowi sebagai presiden dengan isu karhutla dan revisi UU KPK.
"Dan target utama atau tujuan akhirnya menggagalkan pelantikan Jokowi sebagai Presiden," katanya.
Suyudi mengatakan dari pemeriksaan terhadap 9 tersangka yang mereka bekuk temasuk Abdul Basith, diketahui bahwa mereka berencana membuat kerusuhan di Jakarta dengan tujuan utama menggagalkan pelantikan presiden terpilih, Joko Widodo.
"Jadi tahapan rencana mereka setelah kerusuhan tercipta yakni menurunkan presiden dengan isu karhutla dan revisi UU KPK. Lalu terakhir yang menjadi target utama mereka adalah membatalkan pelantikan presiden terpilih," kata Suyudi.
Baca juga: Polri: Bom Rakitan dari Dosen IPB Berdaya Ledak Tinggi, Bukan Molotov
Seperti diketahui, Abdul Basith ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Tangerang pada Jumat (27/9/2018). Di sana didapati 29 bom berisi paku.
Selain Abdul, polisi menangkap 8 tersangka lain, salah satunya pensiunan TNI AL Sony Santoso. Mereka saat ini ditahan di Mapolda Metro Jaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan barang bukti yang disita dari rumah dosen IPB Abdul Basith di Tangerang, Sabtu (28/9/2019) lalu adalah bom ikan berisi paku.
Sebelumnya polisi menduga itu adalah molotov.
"Itu adalah bom ikan yang di dalamnya ada paku. Jumlahnya 29. Jadi tersangka AB memberikan dana untuk mendatangkan ahli pembuat bom ikan yang di dalamnya ada pakunya. Ahli pembuat bom ikan ini dari Papua dan dari Ambon. Mereka diiayai oleh AB, termasuk tiket. Lalu ada dana yang sudah diberikan ke mereka oleh AB sebanyak Rp 8 juta," kata Argo.
Baca juga: Dosen IPB Ungkap Awal Rencana Kerusuhan: Anggap Negara Runyam hingga Peledakan Bom
Argo mengatakan awalnya Abdul Basith ditangkap bersama lima orang lainnya yakni SG, YF, AU, OS, dan Sony Santoso. Kemudian polisi menangkap 3 orang lainnya yang terlibat.
"Jadi totalnya 9 tersangka. Mereka ini berencana melakukan peledakan bom ikan isi paku, saat aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI Sabtu, 28 September 2019 lalu," kata Argo.
Menurutnya penyidik sudah mendapatkan adanya bukti awal yang cukup mengenai informasi kegiatan pertemuan dan tujuan pertemuan mereka itu.
Dari sana, kata Argo akan disalami kembali sehingga satu persatu peran tersangka akan diketahui secara jelaa.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Motif Dosen IPB Siapkan Bom Ikan Isi Paku untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi Jadi Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.