Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta JPO Instagramable di Bekasi yang Serupa JPO Sudirman

Kompas.com - 10/10/2019, 05:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi tengah membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) ikonik di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bekasi Selatan.

JPO tersebut melintang dari kompleks kantor Pemerintah Kota Bekasi ke arah Stadion Patriot Candrabhaga. Saat ini, JPO berwarna putih tersebut terlihat sudah hampir jadi.

Berikut Kompas.com merangkum sejumlah fakta mengenai JPO ini:

1. Terinspirasi dari JPO Sudirman

Sekilas, desain JPO di Jalan Jenderal Ahmad Yani mirip dengan JPO instagramable yang melintang dari Gelora Bung Karno ke kawasan SCBD di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Terdapat "cincin ulir" yang melingkari badan JPO sebagai salah satu ciri khasnya.

Baca juga: Bangun JPO Instagramable, Pemkot Bekasi Akui Terinspirasi dari DKI

"Sebetulnya memang salah satu inspirasi kami itu. Kami pengin menata juga agar wajah kota kami ada yang berbeda, ada yang ikonik, jadi mungkin tidak banyak jauh berbeda. Mungkin lampunya saja yang agak berbeda, walaupun memang secara desain begitu (dihiasi lampu warna-warni)," ujar Kepala Bidang Bina Marga Kota Bekasi, Widayat Subroto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/10/2019).

2. Rampung akhir 2019

Widayat juga mengatakan, JPO yang kini tampak sudah jadi itu akan rampung pada akhir 2019. Artinya, jelang pengujung tahun, JPO ini bakal memasuki tahap finalisasi dalam waktu dekat.

"Sebulanan ini, ya, konstruksinya," kata dia.

Baca juga: JPO Instagrammable di Bekasi Rampung Akhir Tahun Ini

Pantauan Kompas.com pada Rabu siang, pekerja di lapangan masih melakukan pekerjaan di JPO tersebut. Kata salah satu pekerja, mereka masih memperkuat rangka jembatan. Belum banyak warga yang memanfaatkan jembatan ini untuk menyeberang Jalan Jenderal Ahmad Yani yang lebar itu.

"Pemasangan ornamen yang melingkari badan JPO-nya yang seperti cincin ulir itu (masih dikerjakan). Ornamen bagian bawah juga belum terpasang tuh. Belum penyambungan listrik dan sebagainya butuh waktu," Widayat menjelaskan.

3. Diklaim untuk kelancaran lalu lintas

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Arief Maulana mengklaim bahwa pembangunan JPO ini bertujuan untuk menekan jumlah penyeberang jalan yang sembarangan dari Stadion Patriot Candrabhaga ke arah kompleks kantor Pemerintah Kota Bekasi.

"Jadi, JPO baru itu itu dibangun untuk menunjang kepentingan pelayanan. Kan parkir kendaraan ke (kantor Pemkot Bekasi) diarahkan di stadion (Patriot), nah (jadi) untuk mengurangi hambatan lalu lintas yang terganggu oleh pejalan kaki yang menyebrang badan jalan (Jenderal Ahmad Yani)," jelas Arief melalui sambungan telepon, Rabu (9/10/2019).

Sebelum JPO ini dibangun, di titik antara kompleks kantor Pemkot Bekasi dan Stadion Patriot Candrabhaga memang kerap dilintasi penyeberang jalan meskipun tidak ada zebra cross. Tatkala klub bola bertanding di Stadion Patriot pun, sejumlah suporter kerap berduyun-duyun menyeberang jalan secara sembrono.

Hal ini cukup membahayakan penyeberang jalan maupun pengendara.

4. Tak ramah disabilitas

Kendati mencontoh JPO Sudirman, JPO di Ahmad Yani belum ramah kalangan disabilitas.

JPO Sudirman telah menggunakan desain bidang miring, sedangkan JPO di Ahmad Yani masih memakai anak tangga.

Baca juga: JPO Instagrammable di Bekasi Tiru JPO di Sudirman tapi Tak Ramah Disabilitas

Pemkot Bekasi berdalih, JPO ini keburu didesain sebelum Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menerbitkan peraturan agar seluruh infrastruktur ramah disabilitas.

"Kalau yang sudah jadi kami akan konsultasikan dengan yang membangun JPO dan akan kami coba upayakan bagaimana cara terbaik," ungkap Widayat.

5. Dikritik karena reklame kebesaran

Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang melintang dari kompleks kantor Pemerintah Kota Bekasi ke Stadion Patriot Candrabhaga, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Rabu (9/10/2019). Jembatan ini dibangun dengan dana CSR, desainnya terinspirasi dari JPO Sudirman, Jakarta Selatan.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang melintang dari kompleks kantor Pemerintah Kota Bekasi ke Stadion Patriot Candrabhaga, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Rabu (9/10/2019). Jembatan ini dibangun dengan dana CSR, desainnya terinspirasi dari JPO Sudirman, Jakarta Selatan.

Sejumlah warga Bekasi merasa terganggu dengan reklame berukuran besar yang terpampang di JPO ini. Padahal, JPO saja belum kelar dibangun.

"Menganggulah, dari estetika sudah mengganggu sekali. JPO yang seharusnya kekinian, karena adanya reklame, ya jadi kurang bagus dilihat," ujar Rino (26), warga Mustikajaya kepada Kompas.com, Rabu (9/10/2019).

Ia membandingkan, JPO Sudirman saja tidak dipasangi reklame sama sekali. Sementara itu, JPO di Ahmad Yani malah reklamenya lebar sekali.

Baca juga: Reklame Dianggap Ganggu Estetika JPO Instagramable, Ini Kata Pemkot Bekasi

"Bagusnya ya memang enggak ada reklame. Cuma, kalau memang mau dipaksa pakai reklame, yang teknologi baru lah, digital atau bagaimana gitu. Jangan (pakai metode) zaman dulu banget," imbuhnya.

Awan (26), warga Mustikasari punya pendapat serupa. Ia malah menuding, Pemerintah Kota Bekasi seperti tak serius membangun JPO.

"Jadi sebenarnya ini untuk penyeberangan orang atau untuk reklame? Jangan-jangan sebetulnya pengin untuk reklame, tapi penyamarannya saja pakai JPO. Jadi JPO (sebagai) sampingan saja, utamanya reklame," ungkap Awan, Rabu.

Dihubungi terpisah, Pemerintah Kota Bekasi mengakui bahwa pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) di Bekasi nyaris selalu dibarengi dengan pemasangan reklame di badan jembatan.

"Ya memang kan salah satu fungsi utama kita adalah untuk penyeberangan, ada juga fungsi untuk menarik pendapatan asli daerah (PAD) kita dari reklame," ungkap Widayat.

Hal itu juga berlaku untuk pembangunan JPO terbaru di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Apalagi, JPO ini dibangun sepenuhnya dengan dana CSR (corporate social responsibility) swasta sekitar Rp 1,5 miliar.

"Reklame bagian dari kompensasi karena itu kan bagian dari CSR, bukan dibiayai APBD. Nah, jadi JPO itu dibangun oleh pihak swasta yang tentunya karena dia sudah mengeluarkan modal, memasang iklan di situ," kata Arief Maulana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com