JAKARTA, KOMPAS.com - Suara penolakan untuk berpindah dari trotoar Kebon Sirih tak hanya dilakukan oleh pencari suaka yang sudah dewasa.
Penolakan juga muncul dari anak-anak kecil yang urung untuk dibawa menggunakan bus.
Sama seperti orang dewasa, mereka merasa tak ada kepastian untuk hidupnya jika beranjak dari trotoar depan Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
"Kami tidak mau pindah di sana Bapak, tidak ada air, lampu, semua mau di sini," ucap seorang anak berbaju merah muda, Kamis (10/10/2019).
Ia pun meminta agar petugas Satpol PP tidak memaksa mereka untuk meninggalkan trotoar Kebon Sirih.
"Tadi Bapak paksa aku, kami tidak mau (pindah)," ujarnya.
Baca juga: Tolak Dipindahkan dari Kebon Sirih, Pencari Suaka: UNHCR 7 Tahun Bohongi Kami!
Kondisi anak-anak yang berada di trotoar ini memprihatinkan. Mereka harus duduk di trotoar tanpa beralaskan apapun.
Seorang bayi bahkan dibaringkan di atas trotoar hanya berbekal kasur tipis dan ditutupi kelambu.
Orangtuanya hanya mengipasi bayi tersebut dengan kipas dari kardus seadanya.
Anak lainnya pun mulai tampak lelah dan tertidur di atas trotoar menggunakan alas dari tas maupun pangkuan orangtua.
Hingga pukul 21.17 WIB, petugas Satpol PP masih melakukan negosiasi agar pencari suaka mau dipindahkan menggunakan 2 bus transjakarta yang disediakan.
Baca juga: Kembali ke Trotoar Kebon Sirih, Pencari Suaka Keluhkan Jumlah Uang yang Diberi UNHCR
Diketahui, ratusan pencari suaka kembali memenuhi trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Para pencari suaka memenuhi trotoar mulai dari depan kantor UNHCR atau Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi hingga depan kantor Dewan Pers.
Sebagian pencari suaka membawa papan bertuliskan "we fled being abused, STOP saying : sleeping on the road is your culture" juga "UNHCR was established to serve not to depress the refugees".
Selain menuntut kebutuhan pokok seperti air bersih, listrik, dan pasokan makanan yang tak lagi didistribusikan. Mereka mengaku tak bisa hidup dengan hanya diberikan uang Rp 1 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.