Sebelum Ninoy pulang, menurut versi PA 212, Ninoy sempat berterima kasih pada ustadz Bernard bahkan mencium tangan.
Pernyataan itu juga berbeda saat polisi memeriksa beberapa saksi terkait pengroyokan Ninoy, yakni Jubir Front Pembela Islam (FPI), Munarman.
Pasalnya, polisi menduga Munarman memerintah salah satu tersangka penganiayaan Ninoy Karundeng yang berinisial S untuk menghapus rekaman CCTV di tempat kejadian perkara, yakni Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat.
Baca juga: Ninoy Karundeng Ancam Adukan Pengurus Masjid Al-Falah soal Penyebaran Berita Bohong
Hal itu dibantah oleh kuasa hukum Munarman, Aziz Yanuar.
Menurut Aziz, Munarman hanya ingin mengetahui fakta yang terjadi terhadap Ninoy Karundeng di Masjid Al-Falah.
"Bukan, bukan (meminta untuk menghapus rekaman CCTV), justru (Munarman) mau tahu faktanya (apa yang terjadi di Masjid Al-Falah) yang akan digunakan (sebagai barang bukti) oleh pihak Kepolisian," kata Aziz kepada wartawan.
Munarman dan Supriyadi berkomunikasi melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp untuk meminta konsultasi hukum apabila ada anggota kepolisian yang meminta rekaman CCTV masjid.
"Pihak S (Supriyadi) itu menanyakan apabila ada pihak-pihak yang mengaku (dari) Polda (Metro Jaya) bagaimana, lalu Bapak Munarman selaku penasehat hukum dan advokat juga memberikan saran konsultasi hukum," ungkap Aziz.
Munarman hanya meminta Supriyadi untuk mengamankan rekaman CCTV itu terlebih dahulu untuk keperluan lainnya.
Perbedaan lainnya terlihat padacerita pengeroyokan Ninoy Karundeng. Berdasarkan pernyataan Ninoy, dia diseret oleh sekelompok orang tak dikenal dan dibawa masuk ke dalam Masjid Al-Falah di daerah Pejompongan.
Sebelum dibawa masuk ke dalam masjid, Ninoy sempat dianiaya selama dua menit.
Ketika dia mengaku sebagai relawan Jokowi, dia kembali diinterogasi dan dianiaya di dalam masjid.
Tiba-tiba, Ninoy mendapat ancaman pembunuhan dari seseorang yang dipanggil 'habib'. Dia mengaku tak melihat atau mengenal 'habib' tersebut karena dia terus dianiaya.
Baca juga: Beredar Surat Pernyataan Mengaku Diselamatkan, Ninoy: Kalau Tak Menulis, Saya Dibunuh
Dia hanya bisa meminta perlindungan dengan alasan punya keluarga yang masih membutuhkannya.
Pegiat media sosial itu juga mendengar pernyataan dari orang-orang yang menganiayanya bahwa mayat dirinya akan dibuang di tengah-tengah kerumunan massa aksi unjuk rasa.
Pernyataan itu berbeda dengan keterangan warga sekaligus anggota aktif Dewan Kepengurusan Masjid Pejompongan, Fauzan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.