Saat itu, Bernard membawa Ninoy masuk ke dalam Masjid Al Falaah untuk berlindung dari amukan massa.
"Jadi ustaz Bernard menyelamatkan Ninoy, bukan memersekusi Ninoy," kata Slamet di Kantor Sekretariat DPP PA 212, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (9/10/2019).
Slamet menambahkan, di dalam masjid, Bernard bukan mengintimidasi melainkan meminta Ninoy agar tidak keluar dari masjid sebelum situasi aman.
Setelah situasi aman sekitar pukul 03.00 WIB, Bernard kembali pulang ke rumah.
Bahkan Ninoy sempat berterima kasih dan mencium tangan Bernard lantaran telah diselamatkan.
Warga tak tahu Ninoy Relawan Jokowi
Ungkapan yang sama juga dijelaskan oleh anggota Dewan Kepengurusan Masjid Al-Falah, Iskandar.
Ia mengatakan, pengurus Masjid Al-Falaah hingga warga Pejompongan mengaku tak mengetahui identitas Ninoy Karundeng sebelumnya.
Iskandar mengatakan, pengurus bahkan warga tak tahu kalau Ninoy itu relawan Jokowi dari video yang tiba-tiba saja beredar.
“Saya sama pengurus lain itu tidak tahu siapa si Ninoy ini. Kami aja baru tau Ninoy penggiat media sosial ataupun pro Jokowi saat videonya baru viral. Oh itu dia yang ditonjokkin kemaren,” ujar Iskandar.
Baca juga: Warga: Ninoy Diamuk Massa Bukan di Dalam Masjid, tapi di Luar
Ia mengatakan, info yang beredar tentang Ninoy disekap itu tidak benar. Sebab, saat itu yang ia tahu dan lihat langsung adalah Ninoy ditolong warga masuk ke masjid.
Saat itu Nino memang sempat diamuk massa di depan masjid, bukan di dalam masjid. Namun, Iskandar mengaku tak mengetahui siapa saja yang memukul Ninoy saat itu.
“Saya dari dalam masjid aja heran, itu ada apa kok rame-rame di depan. Eh ternyata dipukulin, terus langsung dia (Ninoy) dibawa masuk ke dalam masjid,” ucapnya.
Di dalam masjid, Ninoy disebut diberikan pertolongan pertama. Saat itu masjid digunakan sebagai posko pengobatan.
Di masjid sudah ada dokter dan paramedis. Di dalam masjid itu juga terdapat sekitar 30 orang pendemo yang kondisinya lemah lantaran terkena gas air mata.