Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Kejanggalan di Balik Tewasnya Akbar Alamsyah, Korban Kerusuhan di Depan DPR

Kompas.com - 11/10/2019, 16:45 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Namun, sesampainya di sana, ia tak menemui anaknya. Polisi justru mengarahkan Rosminah ke Polres Jakarta Barat.

Benar saja, nama Akbar tertera dalam daftar orang-orang yang diamankan polisi. Namun anehnya, saat itu Rosminah tak diizinkan bertemu sang putra.

Polisi pun tak menjelaskan secara lugas apakah benar Akbar diamankan di Polres Jakarta Barat.

Setiap kali bertanya kepada petugas, Rosminah tak mendapatkan penjelasan pasti. Ia hanya diminta untuk kembali datang pada hari berikutnya, namun tanpa kepastian.

Meski tak dapat menemui Akbar, Rosminah menitipkan makanan kepada petugas. Ia berharap sang putra tak kelaparan di kantor polisi.

3. Koma di RS Polri

Setelah pulang ke rumah, Rosminah terkejut karena mendapat pesan berantai bahwa Akbar tengah dirawat di Rumah Sakit Pelni.

Ia sempat heran kenapa nama anaknya ada di Polres Jakarta Barat, tetapi tiba-tiba dikabarkan tengah dirawat di Rumah Sakit Pelni.

Tanpa berpikir panjang, Rosminah langsung menuju ke Rumah Sakit Pelni. Namun sesampainya di Rumah Sakit Pelni, Rosminah mendapatkan informasi Akbar telah dipindah di Rumah Sakit Polri di Jakarta Timur.

Benar saja, Rosminah  menemui Akbar di sana. Namun kondisinya koma.

"Saya langsung cium, peluk anak saya. Karena tidak kuat lihat anak saya yang keadaannya kayak orang penyakit tumor kepalanya besar semua gitu, akhirnya saya sempat pingsan," kata Rosminah.

Rosminah menyebutkan, Akbar yang kala itu terbaring pun sempat meneteskan air mata saat dalam pelukannya. Meski matanya tertutup, air mata Akbar mengalir membasahi pipi Rosminah.

4. Jadi tersangka saat koma

Dalam kondisi koma, tepatnya pada tanggal 26 September 2019, polisi menetapkan Akbar sebagai tersangka kerusuhan di sekitar gedung DPR.

Baca juga: Polisi Sebut Akbar Alamsyah Berstatus Tersangka karena Lempari Petugas dan Rusak Fasilitas Umum

"Kami dapat surat dari Polres Jakbar Akbar itu tersangka. Dari dugaan perusakan, penghasut, provokasi," ujar Fitri Rahmayani, kakak Akbar saat ditemui usai prosesi pemakaman Akbar di makam tanah wakaf, Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat.

Menurut Fitri, surat itu dikirim ke rumah neneknya di kawasan Kebayoran Lama pada 30 September.

Keluarga kaget menerima surat tersebut. Pasalnya, surat tersebut diterima ketika keluarga sudah mendapati kondisi Akbar dalam keadaan luka parah di rumah sakit.

Padahal nenurutnya, Akbar tidak pernah punya keinginan untuk memprovokasi kerusuhan.

Fitri menegaskan, adiknya hanya ingin menonton peristiwa demonstrasi saat itu.

Hingga kini belum ada pihak yang dapat menjelaskan kejanggalan-kejanggalan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com