JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek bercerita, sehari pasca-penusukan Menkopolhukam Wiranto pada Jumat (11/10/2019), ia pergi ke Padang, Sumatera Barat.
Kedatangannya ke Padang kala itu untuk menguji mahasiswa ujian S3 di Fakultas di Universitas Andalas.
Namun, sesampainya di Padang, Nila kaget lantaran diikuti ratusan anggota kepolisian untuk pengamanan.
Hal itu dilakukan atas perintah Presiden Joko Widodo untuk memperketat pejagaan kemananan menteri.
“Saya kaget terus terang, kenapa saya tiba-tiba dijemput sama Pak Kapolres ya. Terus saya menegur Pak Kapolres, saya bilang, ‘Bapak mau jemput siapa pak, lalu dia bilang mau jemput saya’, langsung kaget saya. Kapolres bilang itu adalah prosedur dan ketetapannya,” ujar Nila di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
Baca juga: Nila F Moeloek: Sebelum ke Pandeglang, Wiranto ke Wamena Masih Aman
Bahkan, Nila memastikannya kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait banyaknya anggota polisi yang mengikutinya kala itu.
“Saya WhatsApp Pak Kapolri, 'Pak Kapolri saya agak terkejut kok kayaknya pasukan bapak banyak banget ya?'. Terus beliau menjawab, ‘Inilah Protap (prosedur dan ketetapan) yang diperketat dalam hal ini (pasca-kejadian penusukan Wiranto)’, akhirnya saya juga mesti mengerti,” kata Nila.
Meski awalnya risih diikuti banyak tim kepolisian, Nila berangsur-angsur memahami prosedur dan ketetapan pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian untuk para pejabat.
“Tapi ya itulah kalau diikuti dengan ratusan polisi repot juga saya ya ke mana-mana. Akhirnya saya mengerti juga ke sini-sininya,” ucapnya.
Untuk diketahui, Wiranto ditusuk saat tiba di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang usai menghadiri sebuah acara di Universitas Mathla'ul Anwar.
Menurut polisi, Wiranto menderita luka di tubuh bagian depan. Polisi mengamankan dua pelaku yang terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki.
Keduanya berinisial SA dan FA. Polisi menyebut pelaku terpapar radikalisme ISIS dan tengah mendalami kaitannya dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.