Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Bus Transjakarta Zhong Tong yang Bermasalah Era Ahok

Kompas.com - 15/10/2019, 19:07 WIB
Nursita Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transportasi Jakarta kembali mengoperasikan bus merek Zhong Tong buatan China. Bus itu dioperasikan untuk melaksanakan kontrak dengan operator Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) pada 2013.

Pengadaan dan pengoperasian bus Transjakarta merek Zhong Tong pernah bermasalah era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Berikut rangkuman Kompas.com soal bus merek Zhong Tong bermasalah tersebut hingga kini dioperasikan kembali tersebut.

2014: Gantikan bus merek Yutong

Sebanyak 30 bus gandeng merek Zhong Tong dibeli pada 2013 dan mulai beroperasi pada 2014. Bus-bus itu menggantikan 29 bus gandeng merek Yutong asal Negeri Tirai Bambu juga yang ditarik paksa setelah terbakarnya bus tersebut pada 28 Agustus 2014.

2015: Terbakar dan mogok

Satu unit bus Transjakarta merek Zhong Tong terbakar di dekat Halte Pancoran Barat, Jakarta Selatan, pada 8 Maret 2015.

Bus transjakarta TJ-0182 itu sebelumnya pernah terendam banjir selama lebih dari 30 jam di Sunter, Jakarta Utara, pada 9 Februari 2015.

Namun, bus sudah dibongkar dan diperbaiki oleh agen pemegang merek (APM) Zhong Tong pada 10 Februari 2015.

Baca juga: Transjakarta Kembali Operasikan Merek Zhong Tong, Bus asal China yang Pernah Disorot Ahok

Bus dijalankan kembali pada 6 Maret 2015 sebelumnya akhirnya terbakar pada 8 Maret 2015. PT Transjakarta akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara bus merek Zhong Tong.

Masalah lainnya yakni bus mogok. Catatan Kompas.com, bus transjakarta merek Zhong Tong mogok di dekat Halte Terminal Blok M, Jakarta Selatan, pada 17 Maret 2015. Bus itu berisi sekitar 60 penumpang. Mereka akhirnya dipindahkan ke bus lain.

2015: Kasus korupsi pengadaan bus

Pengadaan bus transjakarta asal China, termasuk Zhong Tong, berkaitan dengan kasus korupsi pengadaan bus transjakarta asal Tiongkok yang melibatkan Kepala Dinas Perhubungan DKI saat itu, Udar Pristono.

Udar divonis 13 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider satu tahun kurungan dalam kasus korupsi pengadaan bus transjakarta pada 2012-2013 oleh Mahkamah Agung.

Ahok menuding Dinas Perhubungan yang dikomandoi Udar selalu memenangkan lelang produsen bus asal China untuk menyediakan transjakarta. 

Baca juga: Dulu Sering Mogok dan Terbakar, Kini Bus Zhong Tong Harus Penuhi Standar Transjakarta untuk Beroperasi

"Saya sudah bilang waktu DKI ngadain bus tahun 2013, saya minta beli bus yang kelas dunia, tetapi mereka mainkan. Makanya produsen yang selalu menang itu Tiongkok," kata Ahok pada 21 Mei 2015.

Saat itu, Ahok berujar, produsen bus yang kualitasnya baik seperti Hino, Scania, Daewoo, Mercedes Benz, enggan memproduksi bus di Jakarta. Sebab, Dishub DKI kerap membuat mereka kalah lelang.

2015-2016: Ahok kapok beli bus asal China

Permasalahan bus-bus transjakarta buatan China membuat Ahok kapok membeli lagi bus baru asal Negeri Panda itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com