Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib SLB Bundaku Bekasi: Atap Roboh, Perizinan Terganjal Birokrasi...

Kompas.com - 16/10/2019, 06:14 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

BEKASI, KOMPAS.com - Atap Sekolah Luar Biasa (SLB) tipe-C Pariwisata Bundaku di Wisma Asri, Bekasi Utara, sudah hampir 1 bulan ambruk.

Pihak sekolah kini kesulitan menjalankan kegiatan belajar-mengajar, sebab bangunan rusak yang mereka pakai merupakan rumah kontrakan. Selain itu, operasional sekolah belum berizin.

"Untuk urus izin, nomor 1, harus ada lahan 1.000 meter persegi. Saya enggak punya uang untuk itu. Lalu, harus ada 3 local class. Jangankan itu, tanah saja saya enggak punya di kota yang lahannya mahal ini. SLB juga izinnya harus sampai provinsi," ungkap Kepala SLB Bundaku, Anggaraeni Puspa Sari ketika ditemui Kompas.com di SLB Bundaku, Selasa (15/10/2019).

Perempuan yang akrab disapa Reni itu menyebut, birokrasi yang rumit dan memakan ongkos jadi alasan utama sekolah yang ia besut belum kunjung berizin.

"Untuk membayar adminisitrasi dan operasional kita saja, kita sudah bersyukur," tambahnya.

Baca juga: Sudah Sebulan, Atap SLB Bundaku Bekasi Roboh

Reni mengatakan, ia telah menggunakan rumah kontrakan eks taman kanak-kanak ini sejak 2012. Pada 14 April 2019 lalu, ia kembali memperpanjang kontrak, karena ia tak menyangka atap rumah itu akan roboh pada 23 September 2019.

"25 Juli roboh atapnya sebagian. Saya infokan ke yang punya rumah, tapi dia enggak punya uang untuk perbaiki karena biayanya besar. Akhirnya, saya panggil tukang untuk ngerubuhin, takutnya anak-anak lewat kerubuhan genteng dari atas. Jadi sengaja dirobohin," Reni menjelaskan.

Praktis, hanya ada satu ruangan tersisa yang dipakai oleh 15 anak berkebutuhan khusus untuk belajar.

Namun, Reni dan orangtua murid dibayangi ketakutan karena sebentar lagi musim hujan bakal datang, sedangkan ruang belajar hanya dipisahkan sekat triplek dengan bangunan yang atapnya ambruk. Air hujan yang sewaktu-waktu datang akan menggenangi ruang kelas dan membahayakan murid karena banyak instalasi listrik.

Perbaikan terganjal birokrasi

Untuk sementara, Pemerintah Kota Bekasi berjanji bakal meminjamkan fasilitas ruangan RW 011 di Kelurahan Telukpucung, tak jauh dari SLB Bundaku, untuk relokasi kegiatan belajar-mengajar.

Keriangan anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Bundaku, Wisma Asri, Telukpucung, Bekasi Utara. Sejak atap sekolah mereka ambruk, mereka terpaksa belajar secara tidak kondusif.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Keriangan anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Bundaku, Wisma Asri, Telukpucung, Bekasi Utara. Sejak atap sekolah mereka ambruk, mereka terpaksa belajar secara tidak kondusif.

Reni mengatakan, berdasarkan kesepakatan, sedianya fasilitas tersebut sudah bisa dinikmati pada Senin (13/10/2019) lalu. Namun, miskomunikasi di tingkat RW menyebabkannya urung terlaksana.

"Sabtu (11/10/2019) kita sudah bikin sekat untuk kelas di pos RW. Sudah jadi, malamnya saya dapat kabar kalau sekatnya dibongkar oleh mantan Ketua RW," ujar Reni kepada Kompas.com, Selasa (15/10/2019).

Dalam pesan singkatnya pada Reni, mantan Ketua RW yang mengaku sebagai ketua pengurus musala setempat meminta agar Reni bersepakat dulu dengan dirinya ihwal pembuatan sekat itu.

Alasan ini Reni nilai tak masuk akal, karena ia telah menembuskan surat izin peminjaman fasilitas itu ke pihak RW yang kini menjabat.

Ketua RW yang kini menjabat pun meminta agar SLB Bundaku kembali berkegiatan di bangunan lama, asal menghindari bangunan yang atapnya rubuh.

Baca juga: Atap Sekolah Ambruk, Murid SLB Bundaku Bekasi Mengungsi

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah mengklaim bahwa permasalahan pinjam-meminjam fasilitas RW tadi sudah klir.

"Kita sudah sepakat sama warga dan tokoh masyarakat bahwa proses belajar-mengajarnya di kantor RW. Sudah klir. Sampai dia punya bangunan baru," ujar Inayatullah melalui telepon, Selasa sore.

Relokasi sementara ini merupakan buntut dari birokrasi yang panjang dan menyusahkan bagi SLB Bundaku untuk memperoleh izin operasional.

Inayatullah mengaku tak bisa berbuat banyak karena SLB Bundaku tak berizin. Ia hanya menggaransi akan mengawal proses pembuatan izin hingga tingkat provinsi.

"Mungkin kalau sudah ada (izin) ya kita bantu, ke pusat atau ke mana. Kalau enggak ada izinya kan dari mana dasarnya, legal formalnya," ujar Inayatullah.

"Kita membantu supaya proses belajar mengajarnya bisa berjalan saja, supaya anak ini jangan sampai terlantar, kita fasilitasi, kita bantu peminjaman (tempat sementara)," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com