Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Bambu di Kali Cikeas Akan Dihanyutkan ke Kali Bekasi

Kompas.com - 16/10/2019, 15:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman menyatakan bakal menghanyutkan sebagian besar tumpukan sampah bambu di Kali Cikeas, Jatiasih, Bekasi, ke aliran Kali Bekasi.

KP2C merupakan penggagas operasi pengangkutan sampah bambu di Kali Cikeas imbas kiriman dari Bogor. Pengangkutan bulan ini jadi yang kesembilan kalinya selama 2019.

Puarman berujar, alat berat sukar masuk menuju tepi Kali Cikeas untuk mengangkut sampah bambu karena dibatasi tanggul. Di sisi lain, butuh hingga 230 truk sampah untuk mengangkut volume sampah bambu yang mencapai 1.280 meter kubik.

Sebelumnya Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengarahkan agar alat berat menjebol tanggul. Namun, rencana ini dinilai berisiko.

Baca juga: Butuh 230 Truk untuk Angkut Sampah Bambu di Kali Cikeas

"Kami berpikiran, kalaubtanggul dijebol, nanti nyambungnya enggak sekuat peetama. Warga juga khawatir, saat tanggul jebol bisa banjir. Akhirnya instruksi pak wali kami kerjakan, dengan sedikit modifikasi," jelas Puarman ditemui Kompas.com di sela kegiatan pengangkutan sampah bambu di Kali Cikeas, Rabu (16/10/2019).

Maka, menghanyutkan tumpukan sampah bambu ke aliran Kali Bekasi dinilai lebih logis dan efisien, sebab akses alat berat di sana lebih terbuka.

Hanya sampah-sampah berukuran besar seperti batang pohon dan bambu berukuran panjang yang diangkut menggunakan truk di tepi aliran Kali Cikeas.

Puarman menjamin, opsi ini tak akan menghambat aliran Kali Bekasi dan menimbulkan banjir.

Baca juga: Kali Cikeas di Jatiasih Masih Dipenuhi Bambu Kiriman Bogor

"Sampah digelontorkan ke hilir, nanti di pertemuan dengan Sungai Cilengsi di Kemang Pratama dihambat, diangkat alat berat. Jadi alat berat tidak di sini, tapi di bawah," ungkap Puarman.

"Sisanya kami gelontorkan, kami ambil di hilir," imbuhnya.

Aliran Kali Cikeas di Jatiasih, Bekasi masih penuh oleh potongan-potongan bambu dan kayu sejak air kiriman dari Bogor melimpah pada Kamis (8/10/2019) dini hari. Tutupan bambu paling parah terletak di sekitar Bendungan Koja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com