Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Rumah Warga, Makam Juga Terendam Air Selama Bertahun-tahun di Kampung Apung

Kompas.com - 17/10/2019, 11:41 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Air dengan ketinggian sekitar 2 meter menggenang di Kampung Teko atau yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Apung.

Mauli salah satu warga mengaku sudah lebih kurang 20 tahun tinggal di Kampung Apung.

"Saya dari bujang tinggal disini, ada kali 20 tahun. Dulu memang namanya Kampung Teko ya di sini. Tapi karena terendam ya makanya jadi Kampung Apung, jadi biasa dipanggil itu," ujar Mauli saat ditemui Kompas.com, di Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (17/10/2019).

Mauli mencoba menggambarkan kembali suasana Kampung Apung saat dirinya masih muda, tepatnya dua puluh tahun silam.

"Dahulu di depan Kampung Apung, kalau abang lewat jembatan itu sisi kanan tanah kuburan, sisi kirinya rumah-rumah. Tapi karena ini memang dataran rendah ya sudah air dari mana-mana masuk dan ada di sini," tambah Mauli.

Baca juga: Curhat Warga Kampung Apung yang Puluhan Tahun Tinggal di Atas Genangan Air...

Saat ini, lahan kuburan sudah tidak terlihat, tertutup oleh air yang menggenangi kawasan itu.

Kampung Apung sendiri memiliki luas kurang lebih 3 hektar dan dihuni sekitar 200 Kepala Keluarga (KK).

Seiring berjalannya waktu tidak hanya tanah kuburan yang hilang tertutup air namun jalan dan beberapa rumah warga di kampung.

Bahkan untuk masuk ke Kampung Apung, warga harus melewati jembatan yang lebarnya kurang lebih 1,5 meter atau pas dilewati dua motor saja.

Otomatis, kendaraan mobil tidak bisa masuk ke dalam kampung dan hanya bisa sampai depan gang atau pinggir Jalan Kapuk Raya.

Saat Kompas.com menelusuri hingga ke dalam gang permukiman warga, air yang ada di sekitar rumah tidak bergerak.

Satu-satunya cara agar air bisa dikuras adalah dengan disedot.

"Ya satu-satunya cara disedot, tapi ya air datang lagi datang lagi karena emang di sini dataran rendah," ucap Mauli yang bekerja sebagai buruh.

Menggunakan kaki beton

Lama kelamaan volume air semakin tinggi hingga mencapai bagian atas rumah, salah satu cara agar warga tetap tinggal adalah dengan meninggikan bangunan rumah.

Warga yang memiliki uang akan memilih kaki beton sebagai tumpuan untuk meninggikan rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com