Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Kampung Starling, Warganya Mengais Rezeki dengan Jualan Kopi Keliling Ibu Kota

Kompas.com - 17/10/2019, 15:24 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Kring... kring... kring..." demikian bunyi bel sepeda terdengar sayup-sayup beradu dengan suara kendaraan bermotor.

Beberapa pria keluar dari sebuah gang dengan gapura merah yang bertuliskan "selamat datang di kawasan pedagang kopi keliling".

Kaki mereka lincah mengayuh pedal sepeda menuju arah Senen, Jakarta Pusat. Dua keranjang sepeda di bagian depan dan belakang penuh dengan aneka jenis kopi dan minuman lainnya.

Tulisan di gapura itu semakin membuat penasaran, apakah gang tersebut benar hanya ditempati para pedagang kopi keliling?

Gang ini memang tak sulit ditemukan, keberadaannya tak jauh dari kawasan Tugu Tani dan diapit oleh Markas Marinir serta Hotel Aryaduta, tepatnya di Jalan Prapatan Satu, Senen, Jakarta Pusat.

Baca juga: Pedagang Kopi Starling yang Untung 3 Kali Lipat Saat 22 Mei: Mending Dapat seperti Biasa daripada Ribut Begini...

Hanya perlu berjalan sekitar 50 meter melewati gapura, sudah terlihat sepeda para pedagang kopi keliling yang diletakkan secara berjejeran.

Renceng kopi dan berbagai minuman masih tergantung rapi di masing-masing sepeda.

Jika dihitung, jumlahnya mungkin mencapai ratusan sepeda.

Di ibu kota, pedagang kopi keliling lebih lazim disebut sebagai starling atau "starbucks" keliling.

Ini adalah julukan keren yang disematkan dari para penikmat kopi abang-abang sepeda.

Ketika didatangi Kompas.com sekitar pukul 10.00 WIB, gang tersebut tampak masih sepi, hanya satu atau dua orang mulai beraktifitas.

Baca juga: Ini Rahasia Pedagang Kopi Keliling Tetap Santuy Saat Demo Mahasiswa Rusuh

"Masih pada tidur jam segini. Kalau yang keluar tadi itu yang jualan pagi," ucap seorang wanita paruh baya ketika wartawan Kompas.com bertanya mengenai para pemilik sepeda.

Gang ini hanya berukuran satu badan mobil. Sisi kanan berdiri permukiman warga, dominannya dua hingga empat lantai.

Di sisi kiri mayoritas hanya berdiri gudang, parkiran sepeda, maupun tempat bersantai warga. Maklum, di sebelah kiri terdapat aliran kali yang tidak tepat jika dijadikan permukiman.

Botol-botol maupun termos air milik pedagang starling nampak "antre" di depan salah satu rumah untuk diisikan air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com