Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun Kepemimpinan Anies, Warga Jakarta Kritisi Sejumlah Kebijakannya

Kompas.com - 18/10/2019, 12:21 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masa pemerintahan Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta sudah memasuki tahun kedua.

Banyak kebijakan yang telah dilakukan Anies selama menjabat sebagai orang nomor satu di DKI. Sebagian masyarakat merasakan dampak dari kebijakannya, tetapi banyak juga yang tidak.

Masyarakat ikut memberi beberapa catatan soal kinerja Anies selama ini.

Salah satunya Andhika Tambunan, warga Jakarta Timur yang ikut mengkritisi kebijakan Anies soal pelebaran jalan trotoar.

"Ada pelebaran trotoar tapi malah mempersempit jalan utama. Tujuannya supaya masyarakat banyak menggunakan sepeda misalnya, tapi faktanya tidak begitu, malah menambah kemacetan karena jalan utamanya semakin sempit," kata Andhika kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Baca juga: Transjakarta Kembali Operasikan Bus Zhong Tong, Ini Komentar Anies

Dia juga menyoroti kebijakan memberi izin kepada PKL untuk kembali berjualan di atas trotoar. Dia menilai hal tersebut melanggar fungsi trotoar yang sebenarnya.

"Pengaturan dan pemanfaatan trotoar perlu juga jadi concern Pemprov. Bagaimanapun juga ini Jakarta, Ibu Kota, jadi sorotan dan contoh buat kota lain," ucap dia.

Kritik lain juga datang dari Christina. Warga yang tinggal di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, ini menyoroti fenomena banjir yang kerap terjadi di Jakarta.

Menurut dia, Jakarta lebih mudah banjir selama Anies menjabat gubernur.

"Daerah Jakarta kalau hujan sedikit langsung banjir. Padahal dulu zaman gubernur sebelumnya banjir tidak sesering sekarang," kata Christina.

Dia menilai selama Anies menjabat, kali dan sungai kurang dibersihkan sehingga mudah menimbulkan banjir.

"Saya sampai enggak tahu kerjanya apa selama ini," kata dia.

Baca juga: Catatan Dua Tahun Kepemimpinan Anies dari Wakil Rakyat Kebon Sirih...

Tanggapan miring juga datang dari Septi. Wanita yang bekerja di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, ini juga menilai banyak kebijakan Anies yang mundur.

Salah satunya adalah diperbolehkannya sepeda motor melintasi Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.

Menurutnya, dengan banyaknya pengendara motor melintas jalan tersebut, jalanan akan semakin macet.

"Padahal sebelumnya sudah dilarang pengendara motor lewat sana (Jalan Jenderal Sudirman). Tapi sekarang malah diperbolehkan. Kebijakan jadi mundur," ucap dia.

Namun, Septi tidak sepenuhnya pesimistis dengan Anies Baswedan. Dia percaya Anies akan memberikan kebijakan yang berdampak positif bagi masyarakat dalam sisa masa jabatannya.

"Biar bagaimanapun dia (Anies) tetap pilihan rakyat. Saya sih yakin apa yang dia perbuat juga semata-mata untuk kebaikan warga Jakarta," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com