Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari Terakhir Affan, Bocah 10 Tahun yang Tewas Ditabrak Kereta Api

Kompas.com - 18/10/2019, 20:29 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih jelas ingatan Mardani (47) saat itu. Subuh pada hari Jumat (18/10/2019), dia membangunkan si bungsu Affan Satrio Kalam (10) untuk menunaikan salat.

Mungkin karena masih mengantuk, Affan mengindahkan ajakan itu dan berusaha bergelut kembali dengan kasurnya.

Namun Mardani tetap berusaha membangunkan anaknya itu agar mau salat. 

Tidak lama setelah membangunkan Affan, Mardani berangkat pagi-pagi buta mencari nafkah sebagai pengemudi ojek online.

Itulah kali terakhir dia berbicara dengan Affan.

Baca juga: Ingin Menyeberang Rel, Bocah 10 Tahun Tewas Tersambar Kereta di Depan Kampus UP

"Itu terakhir saya komunikasi sama anak saya," ucap Mardani usai menghadiri pemakaman Affan di pemakaman kawasan RT 8/8 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).

Siapa sangka,  siang harinya bocah yang masih duduk di bangku kelas 4 SD ini tewas tertabrak kereta api di jalur rel depan kampus Universitas Pancasila, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Dia mendengar kabar jika anaknya tertabrak saat sedang mengikuti salat Jumat. Kabar pertama yang dia dapat dari tetangga jika anaknya itu terjatuh.

"Katanya anak saya jatuh, saya disuruh pulang cepat-cepat. Pas sampai rumah ternyata anak saya ketabrak kereta api," kata Mardani.

Baca juga: Banyak Pagar Pelintasan Kereta Api yang Kerap Dijebol Warga, Ini Kata Polisi

Mardani mengaku kaget bukan kepalang. Tidak ada firasat sama sekali jika kabut duka akan menghampiri keluarga hari ini. Karena kabar tersebut, sudah pasti air mata mengalir deras di wajahnya kala kali pertama melihat jenazah sang buah hati.

Padahal sebelum berangkat salat Jumat, masih segar ingatan Mardani mendengar suara Affan. Ketika Mardani mandi, Affan dan ibunya sempat bertengkar kecil karena meminta uang jajan.

"Saya lagi mandi masih dengar tuh Affan ya ngambek-ngambek sama ibunya minta uang jajan. Ya biasalah anak kecil," ucap dia.

Disuruh salat, Affan memilih bermain dengan teman temanya. Affan dan kawanannya pun bermain hingga perlintasan kereta.

Saat itulah dirinya tewas seketika tersambar kereta api.

Di mata Mardani, Affan merupakan anak yang periang dan aktif. Setiap harinya kegiatan Affan hanya belajar dan bermain bersama teman-temannya, layaknya anak-anak pada umumnya.

Sekarang, semuanya hanya tinggal kenangan. Suara Affan mungkin sudah tidak akan terdengar lagi di telinga Mardani.

Namun, Mardani memastikan suaranya akan selalu ada untuk mendoakan Affan agar amal ibadah diterima di sisi-Nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com