Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngerinya Berjalan di Jembatan Beton Kampung Apung yang Hanya Selebar 1,5 Meter...

Kompas.com - 20/10/2019, 05:00 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan beton yang menghubungkan Jalan Kapuk Raya dengan Kampung Apung belum memiliki pembatas di kiri dan kanan jembatan.

Alasan tidak dipasangnya pembatas jalan karena warga menilai bila ada pembatas malah mempersempit lebar jembatan.

"Enggak ada pembatas, waktu itu pernah ajuin ke pemerintah sudah mau dipasang tetapi ada warga enggak setuju. Alasannya kalau ditaruhin pagar membuat sempit," ucap Rudi ketua RT010/RW001 di Kampung Apung, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (17/10/2019).

Kompas.com mencoba menelusuri jembatan menuju Kampung Apung dari sore hingga malam hari.

Panjang jembatan kira-kira 250 meter sampai 300 meter. Lebarnya pun sekitar 1,5 meter. Tidak ada pembatas sama sekali di sisi kiri dan kanan jembatan.

Baca juga: Di Kampung Apung, 2 Anak Balita Pernah Kecemplung Kolam dan Tewas

Beberapa unit sepeda motor sengaja di parkir di kiri dan kanan jembatan beton.

Sore menjelang malam, banyak warga yang hilir mudik melewati jembatan beton.

Pada malam hari, lampu penerangan jembatan baru menyala sekitar pukul 18.45 WIB. Sehingga pada pukul 18.00 WIB suasana gelap terjadi di jembatan beton.

Bila gelap, pejalan kaki harus benar-benar memperhatikan langkah kaki. Sebab warna antara beton dengan kali di sisi kiri dan kanan hampir menyerupai.

Baca juga: Kisah Kampung Apung yang Dahulu Rimbun Penuh Pohon, Kebun, dan Empang...

Setelah berjalan kurang lebih 300m, di ujung jembatan barulah permukiman warga terlihat jelas dengan sinar lampu di setiap rumah.

Bila kondisi gelap, Rudi pun mengaku ngeri berjalan di sepanjang jembatan beton.

Tapi karena sudah tinggal puluhan tahun di Kampung Apung, Rudi mengaku sudah terbiasa berjalan di jembatan dalam keadaan apapun.

"Bukan ngeri lagi, kalau lampu di jembatan sih biasa jam 7 malam nyala. Belum lama kita suruh buat proposal ke Pemkot Jakbar tepatnya Sudin Penerangan Jalan," kata Rudi.

Melihat fenomena ini, Rudi tidak tinggal diam. Bersama wargamga Rudi mengatakan ingin sekali dibantu untuk persoalan jembatan. Warga lebih setuju jika lebar jembatan ditambah lagi, baru setelah itu dipasang pagar pembatas di sisi kanan dan kirinya. 

"Kalau saat ini untuk jembatan ya semoga diperlebar dahulu baru setelah lebar di pasang pembatas," kata Rudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com