Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Kasus Pencabulan 7 Bocah Perempuan oleh Guru Ngaji

Kompas.com - 21/10/2019, 09:54 WIB
Hilel Hodawya,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru yang mengajarkan pelajaran mengaji atau bisa disebut guru ngaji diduga telah mencabuli tujuh bocah perempuan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

Ketujuh bocah tersebut masih duduk di bangku SD dan berusia di bawah 11 tahun.

Berikut fakta terkait kasus itu yang muncul ke permukaan.

1. Terungkap karena kecurigaan orangtua korban

Ibunda MA, salah satu korban, mencurigai perbuatan tersangka pelaku berinisial FS alias AI. Sang ibu menyadari anaknya merasa sakit ketika buang air kecil. Ketika ditanya, MA menceritakan bahwa ia telah dicabuli oleh AI.

Baca juga: Seorang Guru Ngaji di Jatinegara Diduga Cabuli 7 Bocah Perempuan

Sang ibu lalu mencari informasi dari sejumlah teman MA. Dari sana, ia menemukan korban lainnya. Para korban berasal dari tiga RW yang berbeda.

Ibunda MA melaporkan kasus tersebut ke polisi. Sebelum ditangkap, AI sempat diamankan terlebih dahulu di kantor RW. Saat itu, puluhan warga sempat emosi dan AI nyaris diamuk warga.

2. Korban trauma berat

Ketika mendengar AI akan dibawa ke pos RW, lima dari tujuh korban langsung ketakutan dan meminta pulang. Mereka mengalami trauma berat setiap mendengar nama AI disebut.

Saat itu, para korban dan orang tua dikumpulkan untuk menjelaskan perbuatan AI. Melihat reaksi anak-anak mereka, para orang tua bergegas memeluk dan membawa mereka keluar dari pos RW untuk menghindari bertemu dengan AI.

3. Tersangka merupakan guru ngaji ibu-ibu

Sehari-hari, AI merupakan guru ngaji ibu-ibu di wilayah Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Sebelumnya, ia bekerja mengumpulkan kardus bekasla, lu menjadi pegawai di tempat Ruqyah.

AI diduga telah mencabuli sejumlah korbannya sejak Juli lalu. Aksinya baru diketahui Oktober 2019 karena kecurigaan orangtua bocah bernama MA.

Saat diamankan di pos RW sampai dibawa ke Polres, AI membantah telah melakukan pencabulan.

4. Pemberian uang jajan agar tutup mulut

AI rutin memberikan uang jajan kepada para korban agar mereka tidak mengadukan perbuatannya. Jumlahnya bervariasi, mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 40.000.

AI sendiri dikenal cukup dekat dengan anak-anak.

Para korban berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah.

Beberapa dari para korban mengaku telah dicabuli lebih dari satu kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com