Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aniaya hingga Tewas, Ibu di Kebon Jeruk Sempat Minta Tolong Tetangga Saat Anaknya Tak Berdaya

Kompas.com - 21/10/2019, 12:43 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - NP (21), seorang ibu yang menganiaya anak balitanya ZNL (2) hingga tewas, sempat meminta tolong tetangganya saat ZNL tergeletak tak berdaya.

"Pukul 12.00 WIB pas adzan turun si NP minta tolong ke ibu-ibu di depan sini, ditanya kenapa? 'Ini anak saya kejang-kejang', 'Memang step?', 'Enggak, panas enggak, tolong Bu, buruan Bu, tolong anak saya', begitu kira-kira pas Jumat kemarin," ucap Sumiyanti, salah satu tetangga, saat ditemui di Jalan Haji Sanusi RT 004 RW 008 Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (21/10/2019).

Sesudah meminta tolong warga, sempat terdengar keributan di rumah kontrakan yang terletak di lantai 2 itu.

Beberapa kali terdengar juga suara pukulan ke tembok yang berasal dari kontrakan NP.

Baca juga: Seorang Ibu di Kebon Jeruk Aniaya Anaknya yang Berusia 2 Tahun hingga Tewas

"Tiba-tiba jam 09.00 pagi tuh habis dimandiin kalau enggak salah, yang di bawah kedengaran tuh katanya suara kedebak-kedebuk, enggak lama dari itu sudah enggak ada lagi suara nangis," kata Sumiyati.

Setelah itu, NP dan warga membawa ZNL ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sayangnya, nyawa ZNL sudah tidak tertolong lagi. Sampai saat ini, Polsek Kebon Jeruk telah menetapkan NP (21) sebagai tersangka atas meninggalnya ZNL (2) yang juga anak kandung NP.

"Ibu korban sudah ditetapkan menjadi tersangka Minggu kemarin, atas kejadian Jumat, pekan lalu," ucap Kapolsek Kebon Jeruk AKP Erick Sitepu.

Cekcok suami istri

Kisah penganiayaan yang dialami bocah malang ZNL ini tak terlepas dari kondisi keluarga yang  tak mendukung. Ibunya dan ayahnya sering terlibat cekcok.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu tetangga yang sering mendengar keluarga NP cekcok.

"Sering berantem juga sih memang tuh bedua, sering saya omelin tuh, saya di sini udah puluhan tahun, situ kalau berantem jangan kelewatan," ucap Sumiyati.

Baca juga: Ibu yang Aniaya Anaknya hingga Tewas Dikenal Sering Cekcok dengan Suami di Kontrakan

 

Sumiyati mengatakan ketika keduanya bertengkar, anak-anak NP berada di dekat mereka. Tetangga khawatir adu mulut itu dapat membuat anak stres.

"Kalau berantem ya kasihan anaknya kecil-kecil takutnya mereka stres, kalau mau berantem mending pergi, jangan panas-panasan di sini," kata dia.

Tidak sampai di situ, suara tangisan anak kembar dan teriakan kadang terdengar hingga keluar rumah. Bahkan, suara gaduh akibat pertengkaran itu juga terdengar sampai kontrakan yang ada di bawah rumah pelaku

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com