Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Slankers Jawa Tengah yang Terlunta di Bekasi Hanya Bawa Rp 50.000 Saat Berangkat ke Jakarta

Kompas.com - 21/10/2019, 19:28 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 64 anak muda penggemar grup band Slank sempat luntang-lantung di Stasiun Bekasi, Senin (21/10/2019) siang.

Mereka kehabisan ongkos pulang setelah menyaksikan band kesayangan mereka beraksi di konser "Musik untuk Republik" untuk merayakan pelantikan presiden dan wakil presiden RI 2019-2024 di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2019). Konser ini dihadiri Presiden RI Joko Widodo.

Yusuf Maulana (14), salah satu slankers itu mengaku hanya membawa duit Rp 50.000 ketika ia berangkat ramai-ramai dari kediamannya di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (16/10/2019) lalu.

Dari sana, mereka menumpang truk secara estafet hingga Cikampek, Jawa Barat. Nekat saja, cuma itulah modal tersisa yang melekat pada mereka selain duit yang amat terbatas itu.

"Dari Cikampek naik kereta ke (Stasiun Pasar) Senen, Rp 13.000. Habis itu naik truk lagi ke Cibubur," ucap Yusuf kepada Kompas.com menggunakan bahasa Jawa, Senin sore.

Baca juga: 64 Slankers Terlunta di Bekasi Kehabisan Ongkos Pulang ke Jawa Tengah

Sore itu, Yusuf dan puluhan teman lainnya sudah berada di kantor Dinas Sosial Kota Bekasi. Mereka tampak bergembira dengan suguhan nasi plus mi instan dan sedikit lauk yang dilengkapi dengan es buah sebagai menu santap.

"Makan woy, makan, makan!" seru mereka.

Beberapa dari mereka kemudian minta tambah porsi makan itu.

"Belum makan dari kemarin," ujar Yusuf yang mengaku bekerja sebagai pembatik di kediamannya.

Total, ada 63 Slankers yang ditampung sementara di kantor Dinsos Kota Bekasi pada Senin sore. Ada yang berasal dari Indramayu, Jawa Barat.

Paling banyak berasal dari Pekalongan, kemudian Jepara, Batang, Kendal, dan Demak. Seluruh 63 anak muda itu di bawah umur, laki-laki maupun perempuan.

Seorang lainnya dari mereka mengatakan, setiap kepala slankers butuh Rp 6.000 lagi untuk bisa menumpang kereta api dari Stasiun Bekasi ke Cikampek.

Baca juga: Bendera Slankers Hiasi Area Konser Musik Untuk Republik

Nanti, dari Cikampek, mereka akan menumpang truk lagi hingga sampai ke kediaman masing-masing.

"Saya dari Demak. Rata-rata dari Pekalongan," ucap Kapet.

"Memang naik truk terus. Namanya juga estafet," ia menambahkan.

Dia pun menampik jika ia dan teman-temannya bakal berbuat onar selama tidak memiliki ongkos pulang. Ditanya soal kegemaran menenggak ciu, mereka menjawab, "Enggak suka!".

Kepala Dinsos Kota Bekasi, Ahmad Yani menyebutkan bahwa mereka mau tak mau pulang malam ini. Jumlah mereka yang begitu gemuk tak memungkinkan untuk menginap.

Dinsos Kota Bekasi kemudian membagikan uang Rp 20.000 serta makan dan minum untuk tiap anak.

"Karena sudah diongkosin pulang, melihat tidur di sini juga enggak mungkin, mau enggak mau malam nanti mereka pulang. Mungkin mereka mau naik bis atau kereta api, dari sini kan dekat ke terminal. Biar jalan lah anak muda," ujar Ahmad Yani kepada Kompas.com, Senin sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com