Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Aktivis Greenpeace Protes Kebakaran Hutan dengan Panjat Patung

Kompas.com - 24/10/2019, 08:29 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok orang memanjat patung Pancoran di Jakarta Selatan dan Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta Pusat pada Rabu (23/10/2019) kemarin.

Para pemanjat itu merupakan anggota kelompok aktivis Greenpeace.  Mereka terdiri dari lima orang.

Tak hanya memanjat, mereka membentangkan spanduk bertulis Lawan perusak hutan, #Reformasidikorupsi" di puncak patung.

Baca juga: Maklumi Aksi Greenpeace di Patung Pancoran dan Bundaran HI, Anies Sebut Itu untuk Dunia

Kompas.com merangkum sejumlah fakta terkait aksi panjat patung itu.

1. Ekspresi keresahan terhadap pemerintah

Rangga, salah satu aktivis yang memanjat patung Pancoran, mengatakan aksi mereka untuk mengekspresikan kekecewaan terhadap pemerintah.

Mereka kecewa lantaran permasalahan kebakaran hutan tak kunjung selesai.

"Kami hanya untuk memperjuangkan agar lingkungan lebih baik dan udara sehat. Di Indonesia, pembakaran hutan belum selesai-selesai, enggak ada ujungnyalah sampai sekarang," kata Rangga.

Saat Joko Widodo dilantik sebagai Presiden RI periode 2019-2024, kata Rangga, masalah kebakaran hutan sama sekali tak disinggung dalam pidato kenegaraannya.

Ia mengatakan, mereka akan terus melancarkan aksi dalam berbagai bentuk sampai Presiden menanggapi serius permintaan mereka soal kebakaran hutan dan lahan.

2. Aalasan memilih patung Pancoran.

Rangga dan keempat temannya punya alasan khusus memilih patung Pancoran.

Mereka menilai patung itu lokasinya strategis dan menjadi pusat perhatian masyarakat.

Mereka yakin, spanduk bertulis "Lawan perusak hutan, #Reformasidikorupsi" yang mereka pasang akan menarik perhatian banyak orang jika dipasang di lokasi itu.

"Kalau alasan kami naik ke patung itu karena itu tempat yang sentral, yang bisa dilihat banyak orang yang lalu lalang di bawah. Agar warga atau pejabat yang lewat situ bisa melihat dan pesan kami bisa sampai," kata Rangga.

Patung Pancoran berada di Jalan Gatot Subroto.

Aktivist dari greenpeace memanjat Monumen Selamat Datang atau patung Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Mereka membentangkan spanduk kuning bertuliskan Orang Baik Pilih Energi Baik dan Lawan Perusakan Hutan #ReformasiDikorupsi.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Aktivist dari greenpeace memanjat Monumen Selamat Datang atau patung Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Mereka membentangkan spanduk kuning bertuliskan Orang Baik Pilih Energi Baik dan Lawan Perusakan Hutan #ReformasiDikorupsi.

3. Latihan fisik sebelum panjat pantung

Rangga dan empat temanya mengaku sudah mempersiapkan rencana panjat patung Pancoran selam tiga hari.

Mereka bahkan sempat melakukan latihan fisik sebagai persiapan memanjat patung tersebut.

"Persiapan pasti ada karena kami tahu berapa meter yang harus kami naikin. Ya contohnya olahraga, joging, naik turun tangga," kata Rangga.

Saat memanjat patung, dirinya sempat merasa kelehan. Mereka berlima menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke puncak patung tersebut.

4. Bungkam saat diperikasa polisi

Setelah berada di puncak patung Pancoran selama berjam jam, mereka akhirnya disuruh turun oleh pihak kepolisian dan pemadam kebakaran.

Mereka turun pukul 11.00 WIB dan langsung dibawa ke kantor Polsek Tebet, Jakarta Selatan.

Ketika diperiksa polisi,  mereka tidak ada yang mau berbicara dengan polisi.

Baca juga: Aktivis Greenpeace yang Panjat Patung Hanya Diam Saat Diperiksa Polisi

Rangga mengatakan, mereka tidak perlu berbicara kepada polisi.

"Ya karena memang enggak perlu (menjawab), salah kami apa?" kata Rangga.

Menurut dia, mereka hanya membentang spanduk. Itu  merupakan ekspresi kekecewaan terhadap pemerintah karena lamban menangani kebakaran hutan.

"Kami cuma memberi pesan. Jadi enggak terlalu perlu menjawab apa yang mereka (polisi) tanyakan," kata dia.

Wakapolsek Tebet AKP Rusdi Dalby membenarkan bahwa para aktivis itu tidak mau menjawab saat diperiksa polisi.

"Mereka kami tanya memang diam saja, enggak mau kasih statement," kata Dalby..

"Mereka sengaja (diam). Kami belum tahu (motif) karena indentitas mereka tidak diperlihatkan," ujar Dalby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com