Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

Ada LRT, Mobilitas Warga Jakarta Utara dan Timur Jadi Lebih Gesit

Kompas.com - 25/10/2019, 20:12 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com – Setelah Moda Raya Tranportasi (MRT) beroperasi pada April 2019, warga Jakarta tahun ini bisa menikmati Lintas Rel Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) sejak 11 Juni 2019.

LRT Jakarta diuji coba secara gratis melewati enam stasiun, yaitu Pegangsaan Dua, Pulomas, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Equestrian, serta Velodrome.

Jam operasional moda transportasi ini adalah dari pukul 06.00-22.00 WIB pada Senin-Jumat dan 07.00-23.00 WIB pada Sabtu-Minggu.

Dani Fitria Sari (35), warga Kelapa Gading, Jakarta Utara, termasuk salah satu warga yang turut mencoba uji publik tersebut.

Hampir setiap hari ia memanfaatkan LRT saat pulang dari kantornya di Kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.

Baca juga: Mengintip Rupa LRT, Si Pemecah Kemacetan Ibu Kota

Rute yang dilaluinya adalah dari Halte Transjakarta Sudirman ke Halte Velodrome Rawamangun. Ia kemudian berjalan ke Stasiun LRT Velodrome untuk menuju Stasiun LRT Kelapa Gading.

“Dari Stasiun di Mall Kelapa Gading lalu menumpang ojek online ke rumah,” tukasnya.

Menurutnya, menumpang LRT jauh lebih nyaman, ini karena ia pasti mendapat tempat duduk karena penumpangnya belum terlalu banyak.

“Selain itu lebih bersih, cepat, dan tepat waktu. Sayang trayeknya masih pendek banget, dari Kelapa Gading ke Velodrome. Tapi lumayan sih, daripada naik angkot,” katanya.

Dalam keterangan persnya Pemerintah Provinsi (Pemprov ) DKI Jakarta menjelaskan, sejak 11 Juni–13 Oktober 2019, LRT Jakarta telah melayani 798.000 penumpang.

Suasana di dalam kereta LRT Jakarta pada uji publik gratis yang digelar mulai Selasa (11/6/2019).KOMPAS.com/Vitorio Mantalean Suasana di dalam kereta LRT Jakarta pada uji publik gratis yang digelar mulai Selasa (11/6/2019).

Tak hanya sampai Velodrome, menurut rencana pembangunan jalur LRT di rute tersebut juga akan diperpanjang sampai ke Manggarai.

Sedangkan untuk rute Kelapa Gading menuju Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok saat ini sedang dilakukan pengetesan tanah atau soil testing. Dua pembangunan jalur LRT ini masuk dalam pembangunan LRT Jakarta fase II.

LRT sendiri adalah moda layanan transportasi penumpang yang beroperasi di atas rel ringan. Kecepatan rata-ratanya sekitar 50 kilometer (km) per jam, tetapi kereta LRT Jakarta dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 90 km per jam.

Walaupun memiliki kecepatan tinggi, kereta buatan Hyundai Rotem dari Korea Selatan ini mampu melaju dengan aman dan luwes mengikuti kontur jalur trek di tikungan tajam.

Kemampuan ini diperoleh karena sistem articulated bogie yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia.

Waku tempuh perjalanan LRT

Selain nyaman dan berstandar internasional, LRT dapat menghemat waktu berkisar 13-15 menit perjalanan dari Kelapa Gading, Jakarta Utara ke Stasiun Velodrome, Jakarta Timur.

Adapun bila dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui skybridge dari Stasiun Velodrome menuju Halte Pemuda Rawamangun, kemudian diteruskan dengan naik bus TransJakarta ke Halte Dukuh Atas, akan memakan waktu sekitar 40 menit.

Jadi bila diakumulasikan, total waktu perjalanan dengan integrasi LRT Jakarta dan bus Transjakarta dari Kelapa Gading sampai Dukuh Atas berkisar 55-60 menit.

Kereta LRT seolah menjadi jawaban bagi warga Jakarta Timur dan Jakarta Utara yang ingin bepergian ke arah Pusat.

Baca juga: Tak Kunjung Beroperasi Komersial, Ini Perkembangan Terbaru LRT Jakarta

Setelah rute LRT dari Jakarta Timur ke Jakarta Utara, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Syafrin Liputo menjelaskan, Pemprov DKI berencana memperkuat rute Jakarta Timur dan Jakarta Barat dengan LRT.

“Dalam jangka pendek ini yang bisa didorong adalah LRT. Sebelumnya kan untuk pergerakan masyarakat itu yang disiapkan adalah fasilitasnya. Sekarang yang disiapkan untuk mobilitas kendaraan itu orangnya yang bergerak, sehingga dibutuhkan angkutan massal agar orang mudah bergerak. Karena itu harus difasilitasi segera,” katanya.

Adapun untuk sistem pembayaran, Syafrin menjelaskan setelah LRT resmi beroperasikan akan menerapkan sistem cashless atau uang elektronik.

Ia pun berharap dengan uang elektronik, harapannya bisa dilakukan efisiensi dan efektivitas pergerakan masyarakat (mengurangi antrian),

“Selain itu juga untuk mendorong terjadinya integrasi sistem pembayaran secara menyeluruh dalam layanan transportasi,” jelas Syafrin.

Dengan demikian, masyarakat di kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Timur akan semakin mudah dan nyaman saat bepergian ke pusat kota. Selamat mencoba!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com