JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti aula SMP Budhaya III, Perumnas Klender, Jakarta Timur, Sabtu (26/10/2019).
Di tempat itu, Malvin Reizen Alvino (12), satu dari lima korban tewas akibat tenggelam di kawasan wisata adat Baduy, Kabupaten Lebak, Banten, disemayamkan.
Adapun, empat korban meninggal dunia lainnya disemayamkan di rumahn masing-masing.
Mei Yong (41), berdiri di samping peti sang anak. Sambil terus menangis, ia mengusap-usap kepala putranya.
Kepada wartawan, Mei Yong mengaku, tidak menyangka sang anak meninggal dunia akibat tenggelam.
"Saya tidak tahu bagaimana mereka (Mavin dan empat temannya) ini bisa berenang bareng itu. Tapi dia ini jago berenang," ujar Mei Yong.
Baca juga: 5 Siswa SMP Budhaya 3 Jakarta Tewas di Baduy, Polisi Periksa 5 Saksi
Menurut cerita dari guru, Malvin berusaha menyelamatkan temannya yang jatuh tercebur ke dalam danau.
Namun ketika hendak melakukan penyelamatan, malang nasib Malvin. Ia malah ikut terjatuh ke dalam danau.
Mei Yong mengaku, sempat melarang Malvin untuk ikut study tour ke Baduy.
Dalam hati kecilnya, ia khawatir lantaran penduduk di wilayah itu masih tradisional dan masih memegang teguh nilai-nilai leluhur mereka.
Ia khawatir sang anak yang belum pernah bepergian ke tempat seperti itu mengalami celaka.
Namun, belakangan ia berpikir bahwa acara tersebut diadakan oleh sekolah tempat Malvin mengenyam pendidikan.
Baca juga: Detik-detik 5 Siswa SMP Jakarta Tewas Tenggelam di Sungai Terlarang Baduy
Inilah yang membuat Mei Yong akhirnya mengizinkan sang anak pergi.
Bahkan, ia sempat mempersiapkan segala sesuatu selama di Baduy dan mengantarkan Malvin ke sekolah.
"Saya hanya bilang ke anak saya 'Dek, besok kalau di sana, kamu harus hati-hati'. Permisi-permisi ya, jangan sembarangan, hati-hati di air," kenang Mei Yong.