JAKARTA, KOMPAS.com - Andi Malau (26), paman Christiano Arthur Immanuel Rumahorbo, salah satu dari lima korban tenggelam di kawasan wisata adat Baduy, Kabupaten Lebak, Banten, mengatakan, keponakannya sempat dilarang ibunya untuk ikut study tour.
Sebab ibunya heran sekolahan mencari tempat study tour yang jauh di Baduy.
“Dari kemarin memang sudah tidak diizinkan karena jauh. Masa study tour anak SMP ke Baduy, biasanya kan ke Bogor, Taman Bunga atau yang dekat,” ujar Andi saat ditemui di rumah duka di Jalan Pertanian Utara, Duren Sawit, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2019).
Meski dilarang, kata Andi, keponakannya tetap bersikeras untuk ikut dalam study tour itu.
Baca juga: Isak Tangis di Rumah Moses, Korban Tenggelam di Baduy
Bahkan, Christiano sempat marah kepada ibunya ketika tak diperbolehkan berangkat ke Baduy.
“Nah, karena ngambek itulah makanya langsung diizinkan sama ibunya,” ucap Andi.
Andi mengatakan, setelah Christian pergi study tour ke Baduy, ibunya terus merasa khawatir. Sebab baru kali ini, ia melepas anak kesayangannya pergi jauh.
“Namanya juga anak bungsu biasa pergi sama ibunya ya. Sekali pergi sendiri tanpa ada ibunya, ya khawatirlah dia,” kata Andi.
Baca juga: 5 Siswa SMP Budhaya 3 Jakarta Tewas di Baduy, Polisi Periksa 5 Saksi
Saat hari Jumat (25/10/2019), ia tak menyangka mendapat kabar dari sekolah bahwa keponakannya tewas tenggelam di danau Baduy.
Andi mengatakan, saat mendengar kabar anaknya telah tiada, sang ibu langsung menjerit dan menangis tangis ketika tengah mencuci pakaian.