“Tanpa berkata apa-apa lagi, saya hempaskan tangan saya dan telapak tangan saya menimpa pipinya,” kata Ali.
Ali bertanya kepada sopir itu soal boleh atau tidaknya angkutan membawa muatan berat melaju di tengah jalan.
“Sebelum sopir menjawab, melayang lagi tamparan saya yang kedua kalinya,” ucap Ali.
Watak keras Ali ini yang memang menjadi ciri khasnya. Bahkan, Presiden Soekarno kala itu memilihnya sebagai Gubernur DKI Jakarta karena dikenal keras kepala.
Sejumlah jenderal sempat diajukan ke Bung Karno. Namun, semua ditolaknya. Begitu nama Ali Sadikin mencuat, Bung Karno langsung sepakat dan menganggap pria itu cukup keras kepala alias koppig, cocok untuk mengatasi ruwetnya permasalahan ibu kota.
Cerita selengkapnya di sini.
Isak tangis mewarnai rumah duka dari Christiano Arthur Immanuel Rumahorbo di Jalan Pertanian Utara, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (26/10/2019).
Dia adalah salah satu dari lima korban tenggelam di kawasan wisata adat Baduy, Kabupaten Lebak, Banten beberapa waktu lalu.
Jenazah Christian baru saja sampai di rumah duka pada Sabtu pagi ini setelah jenazahnya dan empat teman lainnya diotopsi di RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung.
Ibunda Christian, Ridama Malau, tampak berada di samping anaknya. Ia tampak menangisi kepergian anak bungsunya itu.
Baca juga: 5 Siswanya Tewas Tenggelam di Kawasan Baduy, SMP Budhaya III Libur 3 Hari
Ridama bahkan terus menciumi anaknya sambil menangisi kepergian anaknya. Ia seolah tak percaya bahwa takdir memisahkah ia dan anak kesayangannya itu.
Saat disalami dan dipeluk oleh rekannya, Ridama pun tak dapat lagi membendung air mata.
Ia pun dengan suara serak berteriak "kasihan anakku sudah tidak ada, ikutkah aku nak. Amang ikutlah aku ya,” ujar Ridama sambil menangis kejar, Sabtu.
Ia mengatakan, anaknya meninggal lantaran menolong temannya yang hendak kecebur di dalam kolam. Namun, nahasnya anaknya ikut tercebur ke kolam itu. “Nolong temennyalah dia, ayolah nak bangun nak,” ucap Ridama sambil menangis.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.