JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir pekan kemarin, sejumlah berita duka datang dari berbagai peristiwa di Jabodetabek. Mulai dari tabrakan maut yang terjadi di Apotek Senopati hingga situasi rumah duka korban tenggelam di Baduy.
Kedua peristiwa itu menjadi deretan berita populer Megapolitan Kompas.com pada hari Minggu (27/10/2019).
Selain duka yang terjadi dalam dua peristiwa itu, ada pula kisah mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang dikenal berwatak keras.
Kisah Ali Sadikin ini mengawali rentetan kisah gubernur-gubernur DKI Jakarta terdahulu dalam liputan khusus "Teladan para mantan Gubernur DKI Jakarta".
Jika Anda terlewat membaca peristiwa-peristiwa populer ini, simak ringkasan berita berikut ini.
Apotek Senopati di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hancur ditabrak mobil Nissan Livina dengan pelat nomor B 2794 STF pada Minggu (27/10/2019) dini hari.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Fahri Siregar mengatakan, mobil yang menabrak Apotek Senopati itu dikendarai oleh seorang mahasiswi berinisial PKH.
Kecelakaan berawal ketika pengemudi kehilangan konsentrasi dan tidak dapat mengendalikan mobilnya. Akibatnya, mobil menabrak trotoar dan Apotek Senopati.
Baca juga: Polisi Sebut Pengemudi Livina yang Tabrak Apotek Senopati Baru Pulang dari Bar
Akibat kecelakaan itu, seorang satpam apotek yang tengah berjaga meninggal dunia. Satpam tersebut menderita luka pada bagian perut.
Baca berita selengkapnya di sini.
Dalam Buku “Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977”, Ali menyatakan lalu lintas di Jakarta brengsek.
Alasannya, ia menilai para pengendara tak mengenal sopan santun lalu lintas dan melanggar disiplin berlalu lintas.
Suatu masa ketika Ali menjabat sebagai gubernur Jakarta, Ali sedang dalam perjalanan dan melihat sebuah truk seenaknya meluncur di tengah jalan, tanpa menghiraukan mobil-mobil di belakangnya.
Ali memerintahkan sopirnya membunyikan klakson dan mengejar truk itu. Setelah kejar-kejaran, truk itu berhenti.
Dia menanyakan pemilik sopir truk dan meminta sopir memperlihatkan surat-surat yang dia punya. Sopir itu merasa tidak bersalah saat ditanya Ali.
Baca juga: Sosok Ali Sadikin, Disebut Gubernur Maksiat karena Legalkan Judi
“Tanpa berkata apa-apa lagi, saya hempaskan tangan saya dan telapak tangan saya menimpa pipinya,” kata Ali.
Ali bertanya kepada sopir itu soal boleh atau tidaknya angkutan membawa muatan berat melaju di tengah jalan.
“Sebelum sopir menjawab, melayang lagi tamparan saya yang kedua kalinya,” ucap Ali.
Watak keras Ali ini yang memang menjadi ciri khasnya. Bahkan, Presiden Soekarno kala itu memilihnya sebagai Gubernur DKI Jakarta karena dikenal keras kepala.
Sejumlah jenderal sempat diajukan ke Bung Karno. Namun, semua ditolaknya. Begitu nama Ali Sadikin mencuat, Bung Karno langsung sepakat dan menganggap pria itu cukup keras kepala alias koppig, cocok untuk mengatasi ruwetnya permasalahan ibu kota.
Cerita selengkapnya di sini.
Isak tangis mewarnai rumah duka dari Christiano Arthur Immanuel Rumahorbo di Jalan Pertanian Utara, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (26/10/2019).
Dia adalah salah satu dari lima korban tenggelam di kawasan wisata adat Baduy, Kabupaten Lebak, Banten beberapa waktu lalu.
Jenazah Christian baru saja sampai di rumah duka pada Sabtu pagi ini setelah jenazahnya dan empat teman lainnya diotopsi di RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung.
Ibunda Christian, Ridama Malau, tampak berada di samping anaknya. Ia tampak menangisi kepergian anak bungsunya itu.
Baca juga: 5 Siswanya Tewas Tenggelam di Kawasan Baduy, SMP Budhaya III Libur 3 Hari
Ridama bahkan terus menciumi anaknya sambil menangisi kepergian anaknya. Ia seolah tak percaya bahwa takdir memisahkah ia dan anak kesayangannya itu.
Saat disalami dan dipeluk oleh rekannya, Ridama pun tak dapat lagi membendung air mata.
Ia pun dengan suara serak berteriak "kasihan anakku sudah tidak ada, ikutkah aku nak. Amang ikutlah aku ya,” ujar Ridama sambil menangis kejar, Sabtu.
Ia mengatakan, anaknya meninggal lantaran menolong temannya yang hendak kecebur di dalam kolam. Namun, nahasnya anaknya ikut tercebur ke kolam itu. “Nolong temennyalah dia, ayolah nak bangun nak,” ucap Ridama sambil menangis.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.