Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Henk Ngantung, Desainer Tugu Selamat Datang di Bundaran HI yang Jadi Gubernur

Kompas.com - 28/10/2019, 12:27 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Tulisan di bawah ini adalah bagian dari Liputan Khusus "Teladan Para Mantan Gubernur DKI Jakarta". Simak kisah-kisah menarik mantan gubernur lainnya dalam tautan berikut ini.

JAKARTA, KOMPAS.com - Tugu Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, didesain oleh Henk Ngantung.

Tugu yang menampilkan sepasang pria dan wanita melambaikan tangan, menyambut orang datang ke Jakarta, adalah salah satu magnum opus Henk sepanjang hayatnya.

Tugu Selamat Datang digagas Presiden Soekarno. Patung iitu menghadap ke utara, tujuannya menyapa para delegasi Asian Games IV tahun 1962 yang tiba di Bandar Udara Kemayoran.

Kini, para tamu tak lagi datang dari Bandara Kemayoran di utara Bundaran HI. Namun, Tugu Selamat Datang yang didesain Henk tetap setia mengucapkan selamat datang kepada siapa pun dari belahan bumi mana pun.

Baca juga: Henk Ngantung, Gubernur DKI Etnis Tionghoa Pertama yang Kemudian Menderita karena Dicap PKI

Henk merupakan seorang pelukis andal yang beberapa karyanya abadi hingga hari ini.

Jadi gubernur Jakarta

Sebelum ditunjuk sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Soekarno tahun 1964 – naik dari posisi wakil gubernur yang telah ia emban selama 4 tahun - Henk sudah menelurkan berbagai karya.

Harian Kompas mencatat, pria bernama lengkap Hendrik Joel Hermanus itu sudah menggurat sejumlah sketsa penting saat proses Perjanjian Linggarjati di Jawa Barat, sejak 10 November 1946 sampai ditandatangani di Paleis Rijswijk (Istana Negara), Jalan Veteran, Jakarta, 25 Maret 1947.

Sketsa-sketsanya detail. Ada sketsa Perdana Menteri Sutan Sjahrir menandatangani naskah perjanjian, Presiden Soekarno dan Prof Schermerhorn berbincang, Bung Hatta duduk bersama Van Mook, dan wartawan asing mengetik di tangga penginapan Perdana Menteri Sjahrir.

Baca juga: Soemarno Sosroatmodjo Sang “Gubernur Sampah”

Malah, sebelum Proklamasi, Henk mulai membidani lahirnya lukisan “Memanah” yang didedikasikan khusus bagi Soekarno. Lukisan itu ceritanya “saksi hidup” perjuangan Soekarno sejak era prakemerdekaan.

"Lukisan ’Memanah’ menyimpan banyak cerita revolusi,” kata Henk Ngantung sebagaimana dilaporkan Kompas pada 13 September 2014.

Lukisan “Memanah” mulai dikerjakan Henk pada akhir 1943. Karena keterbatasan kanvas, ia menorehkannya di atas landasan tripleks berukuran 152 x 152 sentimeter.

Lukisan cat minyak itu diikutkan dalam pameran Keimin Bunka Sidhoso (Lembaga Kebudayaan Jepang) di Jakarta pada 1944. Soekarno menonton pameran dan kepincut.

Beberapa pekan setelahnya, Bung Karno menyambangi kediaman Henk dan menyatakan keinginannya membeli lukisan itu.

Sebelum ”negosiasi” harga, Bung Karno menyoroti kelemahan pada penggambaran lengan. Bung Karno lantas memeragakan lengan orang memanah. Henk memperhatikan. Jadilah lengan Bung Karno sebagai model.

Henk NgantungWikipedia Henk Ngantung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com