Sementara itu, Karti, warga yang rumahnya berseberangan persis dengan Kali Jambe mulanya mengira bahwa aliran sampah yang datang pada Minggu (27/10/2019) sore, akan mengalir seperti biasa.
"Sekitar maghrib datangnya (sampah), orang sebelumnya belum ada sampah datang atau air jalan. Begitu isya langsung berhenti," ujar Karti ditemui Kompas.com, Rabu siang.
3. Jadi arena bermain anak-anak
Mulyoto mengungkapkan, saking padatnya tumpukan sampah sepanjang 200 meter itu, anak-anak menyulapnya jadi arena bermain di kala petang.
"Anak-anak kalau sore pada nyeberang. Itu ada kursi di tengah (kali), mereka duduk-duduk di tengah," kata Mulyoto.
Sejumlah anak yang ditemui Kompas.com di sekitar Kali Jambe membenarkan hal itu.
Mereka menyeberangi Kali Jambe lewat tumpukan sampah. Tak ada satu pun dari mereka yang terjeblos ke dalam air.
Padahal, sampah-sampah yang menggenang di sana terdiri dari beberapa bahan yang ringan, seperti gabus dan plastik.
4. Respons Dinas lingkungan Hidup
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Bekasi, Dody Agus Supriyanto mengklaim jajarannya siap membersihkan tumpukan sampah di Kali Jambe.
"Kami sih sudah siap mobil, tinggal alat beratnya. Nah alat beratnya enggak tahu, menunggu Dinas PUPR. Kita mah sudah siap," ujar Dody melalui telepon, Rabu siang.
Namun demikian, ia tak mau menyebut jumlah pasti personel dan armada yang siaga mengangkut sampah di Kali Jambe. Ia hanya menyatakan kesiapannya saja.
"Ya pokoknya kita sudah siapin saja. Yang sudah-sudah kan kita juga nerjunin banyak," kata Dody.
5. Terkendala operasional alat berat
Dody menekankan, pengangkutan sampah di Kali Jambe memerlukan alat berat. Selain lebih efektif, juga mengurangi risiko keselamatan anggotanya.