Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Siswa "Veteran" di SMA Gonzaga, Bukan Aib Apalagi Jadi Warga Kelas Dua

Kompas.com - 31/10/2019, 08:56 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Boleh nakal, tapi jangan bego

Biyik juga menanggapi pemberitaan jika BB tinggal kelas bukan hanya karena nilai, tetapi karena melanggar tata tertib sekolah yakni makan kuaci di kelas.

Walaupun pernyataan tersebut bukan keluar dari pihak orang tua dan sekolah, namun alasan tersebut sempat mebuat Biyik mengernyitkan dahi.

Kembali lagi ke zaman Biyik, dia menceritakan jika pelanggaran tata tertib ringan tidak terlalu jadi pertimbangan sekolah untuk tidak menaik kelaskan siswanya.

“Nah kalau zaman dulu tergantung nilai saja ya. Istilahnya dulu itu ada yang mengatakan ‘lu boleh nakal tapi jangan bego,” ucap dia.

“Kalau yang misalnya kamu makan kuaci jadinya kamu tinggal kelas sih bagaimana ya. Tapi kan saya belum dengar langsung dari Gonzaganya nih,” ucap dia.

Menikmati hidup di Gonzaga

Bukan hanya Biyik. Angkatan lima SMA Kolese Gonzaga, Ignasius Indro, juga menyatakan hal yang sama.

Dirinya yang juga  jadi salah satu siswa penyandang gelar veteran ini tidak pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif di lingkungan sekolah.

“Kalau dulu mah biasa aja Mas, malah banyak banget yang enggak naik kelas. Malah ada yang bersyukur bisa lebih lama  di Gonzaga, karena kan sekolahnya memberikan kita kebebasan, kita belajar dewasa terus boleh gondrong jadi kami menikmati bener kehidupan di sana,” ucap Indro.

Indro mengatakan pihak sekolah sangat membebaskan siswa untuk berekspresi.

“Kayak saya contohnya, dulu lebih ke condong seniman dan sekarang saya jadi illustrator. Itu ditekankan di Gonzaga. Misalnya dia mampu jadi wirausaha ya nanti diarahkan. Difasilitasi dengan pihak sekolah lewat ekskul,” ucap dia.

Baca juga: Ini Alasan Murid SMA Gonzaga Tidak Naik Kelas hingga Akhirnya Gugat Sekolah ke Pengadilan

Bagi dia, tidak ada yang salah ketika menjadi veteran. Yang salah adalah ketika kita tertinggal dan tidak berbuat apa-apa untuk bangkit kembali. Seharusnya mental seperti itu yang terbangun dalam setiap siswa

Sebagai alumni, mereka sangat menyangkan kasus tersebut harus berjalan di meja hijau. Mereka berdua menyarankan bagi kedua belah pihak untuk saling introspesksi diri.

Pihak orang tua mungkin bisa mempertimbangkan agar tidak melanjutkan proses hukum dan memilih jalan kekeluargaan.

Sedangkan pihak pihak sekolah mungkin bisa menjadikan fenomena ini untuk menginstrospeksi diri agar ke depan lebih hati–hati mengambil keputusan yang berkaitan dengan masa depan siswanya.

Walaupun proses persidangan tengah berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Mereka berharap saran ini bisa didengar dan direnungkan demi kebaikan almamater di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com