Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Kami Tiap Tahun Temukan Anggaran Tidak Beres, Pasti Dicoret

Kompas.com - 31/10/2019, 15:24 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, DPRD DKI selalu menemukan anggaran tidak beres yang diusulkan Pemprov DKI Jakarta setiap tahunnya. Dia memastikan anggaran-anggaran tersebut selalu dicoret.

"Ada (anggaran) yang tidak beres-beres juga tersisir. Kami setiap tahun menemukan, cuma dulu kan tidak kami buang (lempar) ke publik, kami diskusikan di forum yang sah saat pembahasan," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Taufik menyatakan, anggaran yang janggal dalam rancangan kebijakan umum anggaran-prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) 2020, seperti pengadaan lem Aibon, pasti dicoret.

DPRD DKI akan terus menyisir anggaran-anggaran yang janggal tersebut dan mencoretnya.

"Sudah dijamin, pasti tersisir," kata dia.

Taufik menjelaskan, DPRD DKI Jakarta dua kali menyisir anggaran yang diusulkan Pemprov DKI. Pertama, penyisiran dilakukan saat membahas rancangan KUA-PPAS yang berlangsung saat ini. Pembahasan dilakukan di tingkat komisi dan Badan Anggaran.

Baca juga: Wiliam Aditya Sarana Kena Semprot Senior di DPRD DKI, Inggard: Anda kan Baru, Jaga Tata Krama

KUA-PPAS yang sudah dibahas kemudian ditandatangani oleh gubernur dan pimpinan DPRD DKI.

"Nanti ada yang namanya pembahasan (rancangan) APBD, pedomannya adalah KUA-PPAS yang ditandatangani bersama. Nanti disisir-sisir lagi," ucap Taufik.

Pembahasan RAPBD juga dibahas di tingkat komisi dan Badan Anggaran sebelum akhirnya disahkan menjadi APBD.

APBD DKI 2020 harus disahkan paling lambat 30 November 2019. Setelah itu, APBD diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri untuk dievaluasi selama dua pekan.

Taufik meyakini pembahasan APBD selesai sesuai target.

"Sempat, keburu," tutur dia.

Baca juga: Ahok: Detil Anggaran Harus Dimasukan dari Awal, Jadi Mudah Kontrolnya

Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI sebelumnya menemukan sejumlah anggaran yang janggal dalam rancangan KUA-PPAS 2020.

Beberapa di antaranya anggaran influencer Rp 5 miliar, pembangunan jalur sepeda Rp 73,7 miliar, pembelian lem Aibon Rp 82,8 miliar, pembelian bolpoin Rp 124 miliar, dan pembelian komputer Rp 121 miliar.

Anggota Fraksi PSI William Aditya Sarana menyampaikan hal itu dalam konferensi pers dan melalui akun Instagram-nya, @willsarana.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menemukan sejumlah anggaran alat tulis kantor yang janggal dalam rancangan KUA-PPAS 2020, seperti bolpoin Rp 635 miliar, tinta printer Rp 407,1 miliar, kertas F4, A4, folio Rp 213,3 miliar, hingga buku folio Rp 79,1 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com