Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Anggaran Lem Aibon Viral, Ini yang Dilakukan Dinas Pendidikan DKI

Kompas.com - 31/10/2019, 20:26 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat mengaku ada pelajaran untuk mereka atas viralnya anggaran lem aibon dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI.

"Dari kejadian ini, kita harus lebih semangat lagi memperhatikan proses kerja di semua level pimpinan sampai dengan staf secara tuntas, terintegritas, dan profesional," kata Syaefuloh di Gedung DPRD DKI Jakarta Kamis (31/10/2019).

Dengan adanya kasus tersebut, ia berharap tidak akan ada lagi pegawai di Dinas Pendidikan yang bekerja asal-asalan.

Syaefuloh mengaku akan mengumpulkan semua pimpinan yang tergabung di Dinas Pendidikan agar seluruh komponen bekerja sesuai dengan aturan.

Selanjutnya, Dinas Pendidikan bersama Bappeda akan menyusun kembali jadwal penyusunan anggaran agar tidak ada lagi kejadian serupa.

"Kemudian kami tetapkan kapan harus input, sekolah dulu baru Sudin, atau Sudin tidak perlu menginput tetapi secara otomatis dari sekolah," tutur Syaefuloh.

Baca juga: Belajar dari Kasus Lem Aibon, Wali Kota Jakbar Minta Anak Buahnya Tak Asal Terima Jadi Anggaran

Evaluasi ketiga yang akan ia lakukan yakni mengintegrasikan sistem antara E-RKAS (elektronik rencana kegiatan dan anggaran sekolah) dengan sistem e-budgeting.

Ia menargetkan, dalam penyusunan anggaran tahun 2021 sistem E-RKAS telah terintegrasi dengan sistem e-budgeting tersebut.

"Yang pasti bahwa sistem RKAS ini terbuka," tutur Syaefuloh.

Adapun anggaran APBD 2020 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi sorotan publik akhir-akhir ini.

Sebab, ada sejumlah anggaran yang fantastis dan cenderung tidak masuk akal. Hal itu ditemukan oleh salah satu anggota DPRD Fraksi PSI, William Aditya Sarana, dalam akun media sosialnya.

Baca juga: Lem Aibon Sudah Dihapus dari KUA-PPAS Sudin Pendidikan Jakarta Barat

Ia mengungkap anggaran Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat sebesar Rp 82 miliar untuk lem Aibon dalam penyediaan alat tulis kantor.

Syaifullah lantas menjelaskan asal muasal dari anggaran lem Aibon tersebut karena pihaknya harus menginput data ke sistem e-budgeting di akhir Juli 2019. Padahal sekolah-sekolah belum ada yang melampirkan RKAS mereka.

Alhasil Tata Usaha Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat menginput data anggaran sesuai dengan pagu anggaran yang mereka terima namun asal pilih dalam memilih komponennya.

Namun Syaefuloh menegaskan bahwa anggaran lem aibon itu bersifat sementara dan telah mereka ganti sesuai dengan RKAS yang diinput sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com