KOMPAS.com - Dulu, memiliki rumah yang layak huni di wilayah DKI Jakarta rasanya hanya terjadi dalam mimpi.
Namun melalui program Rumah DP Nol Rupiah atau Solusi Rumah Warga (Samawa) yang dijalankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, mimpi banyak warga Jakarta untuk memiliki sendiri rumah layak huni menjadi kenyataan.
Salah satu warga yang ikut merasakan bagaimana mimpinya memiliki rumah menjadi kenyataan itu adalah Hasanudin.
Pria berusia 36 tahun tersebut, sekarang tidak lagi harus berpindah rumah kontrakan setelah menempati unit tipe 21 berkapasitas satu kamar di rusunami Nuansa Pondok Kelapa, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Hasanudin bukan satu-satunya orang yang awalnya merasa pesimis bisa memiliki rumah di Jakarta. Sebab, kebanyakan perumahan yang ada di DKI Jakarta dipasarkan dengan harga tinggi dan DP yang sulit terjangkau kebanyakan warga.
Baca juga: Rumah DP Nol Rupiah Tahap 1 Disambut Antusias Warga, Pemprov DKI Siapkan Tahap 2
Selama ini Hasanudin bersama istri dan anaknya, mengontrak rumah petak tanpa ada areal bermain anak di wilayah RT 06, RW 16 Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Harapannya muncul setelah mengetahui Pemprov DKI meluncurkan program Samawa. Program Samawa ini pertama kali diketahuinya dari informasi yang beredar di media mainstream.
Dengan niat kuat memiliki rumah, ia pun mencari tahu lebih jauh dan mengikuti perkembangan program melalui salah satu aplikasi media sosial.
Bersama istrinya, Nurlela, dia mendaftar program Samawa di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, pada Februari 2019. Awalnya, Ia mengajukan hunian unit tipe 36, namun karena persyaratan tidak memenuhi Ia mendapat jatah tipe 21.
"Saya senang banget dapat panggilan undian. Punya rumah sendiri adalah impian kami, apalagi ini tanpa DP," ucap bapak satu anak ini, seperti dimuat di Beritajakarta.id, Sabtu (31/8/2019) lalu.
Setelah mengikuti proses panjang selama enam bulan, akhirnya pada 31 Agustus 2018, Hasanudin resmi menerima kunci untuk menempati unit tipe 21 berukuran sekitar 23,95 meter persegi dengan satu kamar tidur.
"Ini yang saya harapkan selama ini, bisa menyicil rumah tanpa DP. Ini merupakan solusi bagi kami," ucap karyawan kontraktor perusahaan fiber optik ini.
Dia merasa bersyukur bisa lolos seleksi dan mendapatkan unit di Nuansa Pondok Kelapa ini, mengingat banyaknya warga yang berminat. Tercatat, pada gelombang pertama, 28 Juli lalu, dari 2.359 peminat ada 1.790 orang dinyatakan lolos seleksi program DP Nol Rupiah.
Hingga Oktober ini, sudah 78 kepala keluarga melakukan akad Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). Dari jumlah itu, 64 kepala keluarga telah serah terima kunci dan sebagian besar di antaranya telah menghuni.
Dengan mencicil sekitar Rp 1.219.598 sampai Rp 2.255.095 setiap bulannya, penghuni nanti dapat memiliki Sertifikat Hak Milik (strata tittle). Berbagai fasilitas pun bisa mereka nikmati di area rusun ini, mulai dari Balai Warga, PAUD, dan Taman Bermain Anak.
Caesar Assauki, putra Hasanudin dan Nurlela, saat ini bisa menikmati wahana permainan di area Children Play Ground (CPG) di kompleks Nuansa Pondok Kelapa.
Anak ini tampak ceria ketika bermain perosotan, berayun, memanjat tali dan menaiki permainan kuda jungkit di tempat itu.
Baca juga: Pemprov DKI Luncurkan Rusunawa DP Nol Rupiah, Begini Skema Pembiayaannya
Untuk sarana transportasi, sejak 28 Juni lalu, PT Transjakarta sudah mengoperasikan armada Rute 7P yang melintasi jalur BKN Cawang–Pondok Kelapa dengan rentang waktu rata-rata sekitar 30 menit.
Hasanudin termasuk warga yang beruntung lolos seleksi Program Samawa. Masih banyak pemohon Program Samawa Rumah DP Nol Rupiah yang permohonan KPR-nya belum dapat disetujui.
Hal itu membuat Pemprov DKI mengimbau calon pemohon agar ke depannya mengurangi konsumsi cicilan. Sehingga, permohonan kreditnya dapat lolos layak disetujui.
Hal ini disampaikan Kepala Unit Fasilitasi Pemilikan Rumah Sejahtera Pemprov DKI, Dzikran Kurniawan, saat peresmian Tower Samawa yang menjadi hunian pertama program Samawa Rumah DP Nol Rupiah, Sabtu (31/8/2019) lalu.
"Program ini memang menyasar pemohon dengan kondisi keuangan dan pengelolaan yang baik. Meski masuk dalam kategori, peserta program ini perlu memiliki kondisi keuangan yang sehat dengan pengelolaan yang juga baik," ujar Dzikran, seperti dimuat di Beritajakarta.id.
Dzikran memberi contoh, jika pemohon ingin mencicil rumah, sebaiknya tidak dalam keadaan tengah mencicil motor yang memiliki besaran Rp1,5 juta per bulan.
Cukup ambil biaya cicilan motor senilai Rp750 ribu, sehingga tidak memberatkan dalam membayar cicilan bulanan KPR yang diajukan.
Dalam pengamatan Dzikran, banyak pemohon memiliki pola pengelolaan keuangan yang kurang sehat.
Profil pemohon seperti itu biasanya memiliki beberapa tanggungan kredit pinjaman yang jumlahnya cukup tinggi, sehingga kelak berpotensi memberatkan mereka dalam membayar cicilan KPR.
Baca juga: Rusunami DP Nol Rupiah Tak Akan Dibangun di Jakarta Pusat
Tak sedikit pula pemohon yang ternyata telah memiliki skema KPR dari bank lain, serta beberapa pemohon yang memiliki kredit bermasalah. Karena itu, pengajuan KPR mereka melalui program Samawa belum dapat disetujui.
Program Samawa Rumah DP Nol Rupiah adalah program fasilitas pembiayaan oleh Pemprov DKI untuk mengatasi masalah kepemilikan rumah.
Terealisasinya program DP Nol Rupiah menunjukkan keseriusan Pemprov DKI untuk mewujudkan mimpi warga ibu kota memiliki hunian yang layak.
Semoga kualitas hidup masyarakat yang kini memiliki hunian layak ini semakin meningkat!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.