Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Pohon Ditebang demi Revitalisasi Trotoar Cikini, Ini Penjelasan Pemprov DKI

Kompas.com - 04/11/2019, 08:33 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah foto yang menunjukkan bekas pohon ditebang di lokasi revitalisasi trotoar di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, viral di media sosial.

Pemilik akun Twitter @galeshka dan @kemalarsjad mengunggah foto yang sama dalam waktu yang berbeda.

Hingga Senin (4/11/2019) pukul 07.55 WIB, unggahan foto pemilik akun @kemalarsjad sudah di-retweet 544 kali dan disukai 657 orang, sementara unggahan foto pemilik akun @galeshka di-retweet 777 kali dan disukai 798 orang.

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengakui adanya sejumlah pohon yang ditebang demi revitalisasi trotoar di Cikini.

"Terkait penataan trotoar oleh Dinas Bina Marga di Jalan Cikini Raya memang ada pohon yang ditebang. Jenis pohon yang ditebang sebagian besar adalah angsana dan sebagian lagi beringin," ujar Suzi saat dihubungi Kompas.com, Senin lagi.

Suzi menjelaskan, sejumlah pohon di lokasi revitalisasi trotoar Cikini ditebang untuk peremajaan pohon pelindung.

Baca juga: Begini Gambaran Trotoar Cikini dan Kramat Setelah Nanti Direvitalisasi

Dulu, angsana ditanam untuk mempercepat penghijauan kota. Sebab, angsana adalah jenis pohon yang tumbuh dengan cepat.

Namun, Suzi menuturkan, semakin tua usianya, struktur cabang dan batang angsana mudah keropos dan rapuh.

"Sehingga dikhawatirkan mudah patah cabang dan bahkan tumbang. Dampaknya tentu membahayakan pengguna jalan, apalagi keberadaannya di trotoar," kata dia.

Sementara untuk beringin, lanjut Suzi, dulu ditanam di dalam pot-pot beton. Saat tumbuh semakin besar, akar beringin merusak dan menjebol pot beton itu.

"Dan tentunya juga membahayakan dan secara estetika kota juga kurang mendukung," ucap Suzi.

Suzi berujar, Dinas Kehutanan DKI Jakarta akan mengganti pohon yang ditebang dengan jenis pohon pelindung yang lain. Penanaman pohon itu merupakan program penataan kawasan.

"Program penataan kawasan dengan menanam pohon pelindung yang memiliki karakteristik tumbuh tidak terlalu besar, tinggi maksimalnya kurang dari 10 meter, akarnya tidak merusak konstruksi pedestrian," tuturnya.

Pohon-pohon yang akan ditanam juga adalah pohon yang memiliki warna menarik dan mampu menyerap polutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonor untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com