Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Kematian Empat Anjing Peliharaan dan Kejanggalannya

Kompas.com - 05/11/2019, 05:45 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyiksaan hewan terus menerus terjadi. Kali ini, enam ekor anjing diselamatkan oleh Natha Satwa Nusantara dalam keadaan kritis setelah disiram cairan yang mengakibatkan luka bakar di sekujur tubuhnya.

Empat di antaranya tewas.

Pemilik menyebut keenam anjing tersebut disiram air panas. Namun, Anisa mengungkap ada kejanggalan di balik kejadian tersebut.

Berikut sejumlah fakta yang dihimpun dari tewasnya empat ekor anjing di wilayah Jakarta Pusat, Senin (4/11/2019).

1. Disiram kakak ipar pemilik anjing

Direktur Operasional Natha Satwa Nusantara, Anisa Ratna menjelaskan, pelaku penyiraman cairan yang menyebabkan enam ekor anjing menderita luka bakar adalah kakak ipar dari pemilik anjing itu.

Anisa menjelaskan, meskipunmenyebut kakak iparnya melakukan perlakuan kejam tersebut, namun pemilik anjing merasa kakak iparnya tidak bermaksud buruk untuk melukai anjing-anjingnya.

2. Tersisa satu anak dan induk

Keenam anjing tersebut merupakan induk dan lima anaknya. Akibat luka bakar yang sangat serius karena penyiraman cairan, empat anak anjing tersebut tidak berhasil diselamatkan. Sedangkan satu yang masih hidup dalam keadaan kritis.

Anisa menjelaskan, kondisi yang masih hidup saat dalam keadaan buta dan mulutnya terus memuntahkan darah. Kondisi kritis tersebut belum diketahui kapan bisa membaik.

Baca juga: Empat Anak Anjing Peliharaan Tewas, Diduga Disiram Cairan Kimia

 

3. Tak seperti luka bakar biasa

Anisa melihat kejanggalan begitu melihat luka pada hewan-hewan tersebut. Luka bakar yang diderita mereka bukan seperti luka bakar biasa.

Sementara sang pemilik mengaku anjingnya hanya terkena siraman air panas.

"Saya pikir kalau air panas melepuh, ya dua hari kemudian. Tapi pas ditanya kapan kejadiannya, dua jam yang lalu, dan lukanya sudah separah itu," kata Anisa.

4. Dicurigai bahan kimia berbahaya

Anisa tidak begitu percaya dengan pengakuan pemilik anjing.

Pasalnya, luka tersebut lebih terlihat seperti luka karena terkena cairan kimia.

Kecurigaannya tersebut diperkuat dari kondisi alat pencernaan anjing yang didiagnosa dokter mengalami infeksi.

Anisa mengatakan, satu kemungkinan jika pencernaan juga mengalami infeksi, yakni terkena bahan kimia berbahaya.

5. Pelaku akan dilaporkan ke polisi

Untuk menegakkan hukum dan memberikan pelajaran terhadap penyiksa binatang, Natha Satwa Nusantara akan melaporkan pelaku ke Polsek Senen.

Anisa menjelaskan, meski hukuman untuk para pelaku penyiksaan binatang masih sangat ringan di tatanan hukum Indonesia, pihaknya akan tetap mengawal kasus tersebut.

Bentuk penegakan hukum untuk kasus penyiksaan binatang tersebut juga diharapkan bisa menjadi pelajaran masyarakat luas agar tidak menganiaya binatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com