"Kami dapati juga satu kotak peluru ramset isi 67 butir, 18 butir peluru 22LR, tiga butir peluru SPL dan dua grid pistol revolver, serta peralatan membuat senpi disimpan di bawah laci kabinet," tutur Erwin.
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan mengatakan, berdasarkan pengakuan pelaku, CMR mendapatkan senjata api rakitan tersebut melalui via online, yang dibelinya seharga Rp 500 ribu.
Saat itu pelaku yang tak memiliki pekerjaan tetap lantas mempelajari cara merakit senjata api rakitan melalui internet selama satu tahun.
Baca juga: Pengedar Narkoba Beli Senjata Api Rusak Via Online, Diperbaiki Lalu Dijual
"Belajar rakitnya selama satu tahun, secara otodidak, melalui Google dan YouTube," kata Ferdy di Polres Tangsel.
Setelah senjata api tersebut berfungsi, pelaku kembali menjualnya via online dengan harga Rp 5 juta.
"Jadi beli senjata rusak via online seharga Rp 500.000, setelah berhasil dirakit dijual lagi seharga Rp 5 juta pada bulan Agustus 2019 lalu," kata Ferdy.
Polsek Ciputat sebelumnya telah memeriksa CMR. Berdasarkan pengakuannya saat membeli senjata api beserta pelurunya dilakukan bukan seperti transaksi online pada umumnya.
Pelaku mengaku senpi rakitan rusak yang dibeli secara online itu didapat dengan cara menggunakan kode khusus.
"Dia membeli (senpi dan peluru) itu lewat pasaran online dengan kode-kode tertentu," kata Kapolsek Ciputat Kompol Endy Mahandika di Polres Tangerang Selatan.
Petugas pun sempat mencoba cara pembelian senpi beserta pelurunya tersebut dengan cara yang diberitahu pelaku melaui online.
Saat itu, kata Endy, petugas menemukan penjualan senpi dan pelurunya berbagai jenis seperti peluru kaliber 22.
Baca juga: Dari Pengedar Narkoba, Polisi Ketahui Ada Kode Khusus untuk Beli Senpi Rakitan Secara Online
"Kami praktikkan gitu, kalau kami pesan peluru kaliber 22 enggak ada di online, tetapi dengan pakai kode-kode tertentu (pelaku) kasih, ternyata ada kaliber 22 yang dijual secara online. Dengan segala password-nya itu bisa keluar gitu loh tanpa kami ketahui, termasuk slongsong dan pegasnya," ucapnya.
Kini, akibat perbuatannya, pelaku dikenakan Pasal 114 (2) sub 112 (2) sub 111 (1) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman paling singkat empat tahun dan paling lama 12 tahun penjara.
Pelaku juga disangkakan Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api, ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.