Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Masa Kerja William PSI: Buka Anggaran Janggal, Disemprot, hingga Dilaporkan

Kompas.com - 05/11/2019, 09:25 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi muda dari Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana, belakangan menjadi buah bibir publik karena kiprahnya sebagai anggota DPRD DKI yang baru.

Di awal masa bertugas, yakni saat pembahasan anggaran, William mengungkap kejanggalan berupa anggaran pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar pada rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 DKI Jakarta.

Anggaran ini diajukan oleh Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat untuk lem Aibon dalam penyediaan alat tulis kantor.

Aksi William itu membuat rancangan anggaran dalam KUA-PPAS menjadi sorotan publik.

Anggaran pulpen dan komputer yang fantastis

Tidak hanya itu, William juga mengungkap anggaran tak wajar lain, seperti pulpen dan komputer.

Hal tersebut disampaikan William melalui akun Instagram pribadinya, @willsarana.

Anggaran pengadaan pulpen sebesar Rp 124 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.

Selain itu, anggaran Rp 121 miliar juga ditemukan untuk pengadaan 7.313 unit komputer di Dinas Pendidikan.

Baca juga: Bongkar Anggaran Fantastis di DKI, Siapa Politisi Muda William Aditya Sarana?

Lalu, ada beberapa unit server dan storage dianggarkan senilai Rp 66 miliar oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik.

“Itu baru sebagian saja, masih ada puluhan lainnya yang akan kami tanyakan satu-satu. Kami sudah ikuti rapat Komisi beberapa hari ini, dan tiap kali diminta buka detail anggaran Pemprov selalu mengelak,” kata William di DPRD DKI Jakarta, Rabu (30/10/2019).

Ramai diperbincangkan publik

Anggaran pengadaan lem ini pun ramai dibahas oleh publik, baik di dunia nyata maupun maya.

Bahkan keyword atau kata kunci "aibon" dan "lem aibon" pun mengalami peningkatan di Google Search pada Rabu (30/10/2019) untuk wilayah Indonesia berdasarkan data analitik Google Trends.

Pencarian keyword aibon dan lem aibon memang mengalami peningkatan drastis pada hari ini dibandingkan waktu-waktu lalu.

Baca juga: Heboh Anggaran Lem Aibon, Sri Mulyani Bakal Bicara dengan Kemendagri

Sebelumnya, keyword aibon dan lem aibon hanya mencatatkan rata-rata satu pencarian dalam setiap jamnya, dalam tujuh hari terakhir.

Mayoritas warganet yang melakukan pencarian dengan keyword ini adalah berasal dari Papua, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.

Keyword lain yang menyertai lem aibon dalam catatan Google Trends antara lain "lem aibon dki", "anggaran lem aibon", "anggaran dki", "apbd", dan "anies".

Cara mencari kejanggalan

Dokumen KUA-PPAS untuk APBD 2020 milik Pemprov DKI Jakarta dinilai memang tidak transparan ke publik. Dokumen tersebut tak diunggah di situs web apbd.jakarta.go.id.

William mengatakan, pihaknya sudah meminta secara resmi kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI untuk membuka komponen KUA-PPAS 2020 dalam situs web apbd.jakarta.go.id.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com