Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap JPO Sudirman Dilepas, Warga Kepanasan di Siang Bolong

Kompas.com - 06/11/2019, 13:57 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Atap jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Sudirman, Jakarta Pusat, telah dilepas, beberapa waktu lalu.

JPO tersebut semula ditutupi atap untuk melindungi warga yang melintas dari panas dan hujan.

Terbukanya JPO Sudirman itu malah membuat pejalan kaki yang menyeberang dari arah Indofood Tower ke Menara Astra pada siang hari, kepanasan.

Pantauan Kompas.com pada Rabu (6/11/2019) dari pukul 11.00 WIB hingga 12.00 WIB, terlihat para pejalan kaki yang menyeberang lewat JPO itu rata-rata mengenakan masker.

Ada pula yang menggunakan payung.

Bahkan, beberapa di antaranya menutup kepala mereka dengan tangan untuk menghalau teriknya matahari.

Mereka yang melintas lewat JPO ini rata-rata ingin memanfaatkan waktu istirahatnya untuk mencari makan siang di seberang jalan besar itu.

Salah satu warga yang melintas, Sania (24) yang merupakan pegawai Astra mengaku, teriknya panas matahari lebih terasa setelah atap JPO dilepas.

"Lebih panas saja sih, kayak matahari itu di atas kepala kita banget kan. Jadi terik aja gitu,” ujar Sania di Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu.

Apalagi di saat siang bolong dan matahari sedang terik. Sania menyarankan masyarakat yang melintas JPO Sudirman itu untuk menggunakan payung dan masker.

“Iya itu payung, sweater harus digunakan supaya tidak terpapar banget sinar matahari,” ucap Sania.

Baca juga: Atap JPO Sudirman Dilepas, Para Penyeberang Mengaku Senang

Senada, Robertus Rekawili Prasetyo mengatakan, dirinya lebih nyaman menggunakan JPO dalam kondisi sebelumnya yang menggunakan atap.

Sebab, ia menilai jika JPO beratap lebih aman. Apalagi di tengah cuaca tengah terik maupun hujan.

“Kan bisa berteduh kalau lagi hujan, coba bayangin aja hujan lewat sini udah basah kuyup duluan,” kata Robertus.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com