Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro dan Kontra Warga Menaiki Transjakarta Tanpa Petugas di Dalam Bus

Kompas.com - 06/11/2019, 15:52 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta tengah menguji coba sistem baru yang disebut wayfinding di koridor 1 rute Blok M - Kota.

Adapun sistem wayfinding ini hanya mengandalkan pengarah perjalanan atau suara di dalam bus yang menggunakan pengeras suara. Tak ada lagi petugas lain di dalam bus selain sopir bus.

Kompas.com mencoba naik dari Halte Dukuh Atas 1 pada Rabu (6/11/2019). Saat menunggu transjakarta dari halte itu, petugas menyambut penumpang yang datang.

Mereka menginformasi rute-rute bus transjakarta kepada penumpang yang kebingungan.

Para petugas juga aktif memberikan informasi ke penumpang mengenai bus yang akan tiba di halte itu.

"Saat ini sudah ada di Halte Dukuh Atas, ke arah Kota, silahkan," ujar petugas.

Baca juga: Transjakarta Uji Coba Sistem Wayfinding di Koridor Blok M-Kota, Tak Ada Petugas Lagi Dalam Bus

Begitu bus tiba, penumbang langsung masuk dengan tertib. Meski tidak ada petugas, penumpang duduk dan berdiri dengan tertib di dalam bus.

Salah satu penumpang, Syakila Mufida (23) mengaku kesulitan karena tidak ada petugas di dalam bus. Dia tidak bisa menanyakan informasi rute yang dia butuhkan kepada petugas.

"Biasanya yang naik transjakarta orang daerah kaya teman saya nih dari Malang pasti banyak tidak tahu mau lewat rute apa. Apalagi tidak semua orang bisa baca rute," ujar Syakila di dalam bus transjakarta arah Kota, Rabu.

"Masa saya harus keluar dari bangku terus nanya ke petugas sih, terus duduk lagi. Keburu diambil orang," kata Syakila.

Hal yang sama dikeluhkan oleh Ayu (37), pegawai bank di kawasan Pasar Baru mengaku lebih nyaman ada petugas di dalam transjakarta.

Ia merasa lebih aman dan terawasi dengan adanya petugas di dalam transjakarta.

Sebab petugaslah yang sering mengarahkan penumpang ibu hamil maupun lansia untuk duduk di kursi khusus.

"Kan yang sudah tua bisa dibantu kalau mau duduk, jadi emang bagusan di dalam. Sarannya sih di dalam untuk mengantispasi hal-hal yang tidak didiinginkan,” katanya.

Baca juga: Tahun Depan, 100 Bus Listrik TransJakarta Akan Beroperasi

Beda halnya dengan Sri Setyaningsih (34), penumpang bus ini tidak masalah dengan sistem wayfinding yang dilakukan PT Transjakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com