Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aneka Ragam Klaim Wali Kota Bekasi soal Rencana Gandeng Ormas Kelola Parkir

Kompas.com - 07/11/2019, 06:06 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Pepen juga kerap menepis anggapan bahwa dirinya mengeksklusifkan ormas dalam rencana pelibatan pihak ketiga guna mengelola parkir. Ia mengklaim, pihak ketiga itu tak mesti ormas, meskipun dalam beberapa bulan ke belakang jajarannya secara terang-terangan menunjuk anggota ormas untuk mengelola parkir lewat surat tugas.

"Siapa saja boleh, tapi ada payung hukumnya, berbadan hukum. Enggak keluar merek ormasnya, tapi keluar nama pengusahanya," ujar Pepen.

5. Klaim selaras dengan kehendak Kemendagri

Usai isu ormas dan jatah pengelolaan parkir di Kota Bekasi menghangat, Mendagri Tito Karnavian mengimbau seluruh kepala daerah di Indonesia untuk menertibkan pengelolaan parkir demi menjaga iklim investasi.

Pepen mengklaim, pihaknya justru tengah melakukan imbauan Tiito.

Baca juga: Mendagri Minta Kepala Daerah Tertibkan Parkir yang Dikelola Ormas, Ini Jawaban Wali Kota Bekasi

"Pemerintah Kota Bekasi itu berdasarkan potensi yang ada melakukan ekstensifikasi (pajak). Ekstensifikasi itu sama dengan penataan. Jadi, kalau Pak Mendagri bilang begitu ya, kita melakukan penataan tentunya regulasinya sedang kita tata," ungkap Pepen, Rabu (6/11/2019) siang.

"Nanti kita atur lagi dengan petunjuk teknisnya, dengan pedoman. Bahkan parkir yang harus retribusi, nanti Bapenda (Badan Pendapatan Daerah) harus menyiapkan sarana dan prasarananya," imbuh dia.

6. Klaim tidak timbulkan premanisme

Pepen mengakui bahwa pihaknya bakal terbuka terhadap ormas untuk mengelola parkir. Menurut dia, hal itu tidak bermasalah.

"Ormas kan punya kepentingan yang sama membangun kota. Yang penting jangan radikal, yang penting jangan premanisme. Catat nih," ujar Pepen di kantornya, Rabu siang.

Pepen mengklaim, aturan teknis yang tengah digodok nantinya bakal mencegah anggota-anggota ormas di lapangan melakukan tindakan premanisme.

"Pakai aturan, pakai ketentuan. Makanya saat kita mau melakukan ekstensifikasi (pajak, termasuk di dalamnya pajak parkir itu bisa dilakukan oleh badan hukum atau perorangan yang punya izin," ia menjelaskan.

7. Klaim kesetaraan kesempatan kerja

Selain mengakui kalau Bekasi butuh duit lebih buat pembangunan, Pepen mengklaim pelibatan ormas untuk pengelolaan parkir merupakan bagian dari kesetaraan kesempatan kerja.

"Kita rangkul semua. Kan harus ada pemberdayaan membuka lapangan kerja, formal dan nonformal. Kalau formal kan hanya di perusahaan," ucap Pepen, Rabu.

Ia mengklaim, 2,7 juta warga Kota Bekasi harus memperoleh kesempatan kerja. Ia pun mewaspadai adanya gejolak menjelang penerapan UMK (upah minimum kota). Jadilah, pengelola parkir termasuk dalam sektor nonformal.

"Pertaruhannya 2,7 juta warga Kota Bekasi yang harus mendapatkan kesempatan yang sama. Visi saya, kalau membuka lapangan kerjaa 150.000 orang dalam 5 tahun, bukan pekerjaan formal saja, tapi informal juga," jelas politikus Golkar tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com