Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap JPO Sudirman Dilepas, Koalisi Pejalan Kaki: Siksaan Baru Pejalan Kaki

Kompas.com - 07/11/2019, 09:41 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Atap Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, dicopot atas perintah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus mengkritik langkah Pemprov DKI tersebut.

Alfred menilai, dilepasnya atap JPO malah menyiksa penyeberang.

“Jadi kalau mempertahankan hanya untuk lihat terbuka, itu sebenarnya menambah siksaan baru bagi pejalan kaki,” ujar Alfred saat dihubungi, Kamis (7/11/2019).

Alfred mengatakan, harusnya JPO Sudirman itu dirobohkan. Sebab, kata dia, JPO Sudirman salah satu dari 30 JPO di DKI yang perlu dirobohkan.

Baca juga: Anies Baswedan Perintahkan Lepas Atap JPO Sudirman Agar Jadi Tempat Selfie

Ia menilai, banyak JPO di Jakarta yang sudah tidak layak untuk dilintasi.

“Harusnya dirobohkan dulu untuk tidak menambah penderitaan pejalan kaki. Kan pejalan kaki bukan yang kita sehat-sehat seperti ini kan, tapi yang berkebutuhan, itu seperti lansia, disabilitas lalu anak kecil yang ototnya baru tumbuh, nah itu yang harusnya dipikirkan," kata dia.

"Jadi bukan masalah atapnya dibuka untuk orang bisa memandang, bukan gitu. Kalau memandang kota Jakarta, ya dari atas gedung, bukan di JPO,” tambah Alfred.

Baca juga: Atap Dicopot, JPO Sudirman Akan Diperbaiki dan Dipasang Lampu Warna-warni

Menurut dia, lebih baik JPO tersebut diganti dengan pembangunan pelican crossing agar kecepatan berkendara di Jalan Sudirman berkurang.

Denga demikian, ketika pejalan kaki melintas di pelican crossing, maka secara otomatis pengendara mengurangi kecepatannya.

“Karena batas kecepatan dan lain-lain cukup cepat, harusnya daerah Sudirman itu tidak di desain lagi untuk kecepatan kendaraan, itu kan jalan protokol,” kata dia.

“Jadi kalau mau bicara kecepatan bahwa batas kecepatan di dalam kota itu maksimum 50 Km per jam. Jadi untuk apalagi cepat-cepat dalam kota?” tambahnya.

Baca juga: Atap JPO Sudirman Dilepas, Warga Kepanasan di Siang Bolong

Atap JPO di Jalan Jenderal Sudirman dicopot atas perintah Anies Baswedan.

Atap JPO dianggap tidak diperlukan karena hanya menghubungkan antar-trotoar (tempat outdoor) atau tidak menyambungkan halte Transjakarta.

Dengan dicopotnya atap jembatan, kata Anies, JPO Sudirman akan menjadi lokasi yang bagus untuk berfoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com