Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

Tingkatan Minat Baca, Pemprov DKI Galakan Program Baca Jakarta

Kompas.com - 07/11/2019, 22:08 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Untuk meningkatkan minat membaca bagi warga DKI Jakarta, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta menerapkan pola Pemerintahan 4.0.

Dalam pemerintahan 4.0 itu, Dispusip DKI berperan sebagai fasilitator dan kolaborator.

Karena itu, Dispusip Jakarta dalam menjalankan program Gerakan Baca Jakarta berkolaborasi dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat (komunitas), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan swasta.

Nah, salah satu agenda dari Gerakan Baca Jakarta adalah memberikan tantangan membaca kepada anak usia 7-12 tahun selama 30 hari.

Tujuan dari kegiatan tersebut adalah menciptakan ekosistem membaca berkelanjutan yang terbangun melalui sebuah kebiasaan.

Baca juga: Anies Minta Guru PAUD Tak Buru Anak-anak Belajar Baca Tulis

Ekosistem yang dimaksud yakni, bagaimana masyarakat menjadi relawan dan terbangun kebiasaan peserta dalam membaca.

Sementara itu,sektor swasta turut berperan sebagai kolaborator terhadap kegiatan membaca dan pemerintah.

Gerakan Baca Jakarta tersebar di 143 titik di DKI Jakarta dengan 928 relawan. Relawan berasal dari para professional, orang tua, pengelola titik baca, dan masyarakat umum yang peduli dengan kegemaran membaca anak-anak.

Melalui hasil proses kerja sama yang baik antar masyarakat, swasta, dan pemerintah, gerakan ini terbukti menjadi stimulus positif peningkatan kegemaran membaca sebagai proses membangun ekosistem membaca.

Baca juga: Panggilan Hati demi Literasi, Munawir Syahidi Bangun Taman Baca Masyarakat

Dalam keterangan persnya Pemprov DKI menjelaskan, Gerakan Baca Jakarta berhasil menjaring 3.551 peserta anak-anak di seluruh DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu.

Tak cuma itu, Gerakan Baca Jakarta mampu merangkul peran aktif 6 BUMD untuk terlibat dalam kgiatan tersebut.

Efek dari Gerakan Baca Jakarta

Pelaksanaan Gerakan Baca Jakarta ternyata dapat membangun gerakan lain yang sejenis. Hal ini terbukti dari berbagai kegiatan baca di Jakarta yang muncul setelah adanya Baca Jakarta.

Contohnya, PT MRT Jakarta yang membuat ruang baca di setiap stasiun MRT, wisata literasi yang dilakukan di 6 perpustakaan daerah dan pelaksanaan hari Anak Jakarta Membaca yang di Pasar Buku Kenari Pasar Jaya.

Contoh lain adalah keikutsertaan difabel pada lomba-lomba literasi (mewarnai dan membaca buku braile), dan kegiatan literasi seni melalui Piala HB Jassin.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan Ruang Baca Jakarta di Stasiun Bundaran HI, Minggu (8/9/2019).KOMPAS.COM/NURSITA SARI Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan Ruang Baca Jakarta di Stasiun Bundaran HI, Minggu (8/9/2019).

Adapun Dispusip sendiri berkolaborasi dengan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Pusat dan Ikapi DKI Jakarta menyelenggarakan pameran buku, seperti Indonesia International Book Fair (IIBF) dan Islamic Book Fair.

Rencana selanjutnya, Dispusip akan mengembangkan geliat penciptaan ekosistem yang lebih masif. Caranya adalah dengan melibatkan program peningkatan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam pemetaan kondisi perpustakaan.

Tak hanya perpusatakaan, pemanfaatan TI akan tersedia di penyediaan pojok baca di PAUD, penyediaan taman baca di ruang publik, aktivasi kegiatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) melalui peran serta aktif masyarakat melalui swakelola 3 dan 4.

Harus ada kegiatan

Salah satu warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Arninta Puspitasari (33) mengatakan, sebenarnya Jakarta memiliki banyak perpustakaan bagus yang dikelola swasta maupun pemerintah.

Selain ke perpustakaan yang disediakan di RPTRA Gondangdia, ia pernah mengunjungi perpustakaan pemerintah, yaitu Jakarta Public Library di Cikini, Perpustakaan Kemendikbud di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Perpustakaan Nasional.

Semua perpustakaan ini dinilainya cukup baik jika dilihat dari kondisinya.

"Seperti yang di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), cukup banyak secara jumlah bukunya, tapi secara konten nggak terlalu memperhatikan keberagamannya," kata Ninta, yang aktif membiasakan kedua anaknya membaca buku sejak kecil.

Anak-anak bermain di RPTRA Terminal Kampung Rambutan, Selasa (28/5/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Anak-anak bermain di RPTRA Terminal Kampung Rambutan, Selasa (28/5/2019).

Bagi Ninta, kondisi perawatan buku dan kegiatan-kegiatan yang membuat anak mencintai membaca masih perlu diperhatikan. Menurutnya, menyediakan taman bacaan adalah hal yang berbeda dengan memfasilitasi kegiatan cinta buku.

"Harus ada program kegiatan yang konsisten. Kalau cuma menaruh buku tetapi enggak ada kegiatannya, mau bertahan berapa lama? Kan tujuannya bukan punya perpustakaan, tapi membuat anak suka membaca. Untuk membaca nggak harus ada perpustakaan," sambung praktisi humas ini.

Ia memberi contoh Jakarta Public Library yang terletak di kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini. Sebagai fasilitas umum yang tidak berbayar, tempat ini menurutnya cukup bagus.

"Salut untuk Pemprov DKI yang menyediakan fasilitas ini sehingga setiap masyarakat bisa menikmatinya. Paling menyenangkan waktu Raya putri saya ke sana sedang ada kunjungan sekolah. Ternyata dari mereka disediakan sesi storytelling bagi sekolah yang berkunjung," kata Ninta.

Bukan gerakan musiman

Sebagai rangkaian dari peningkatan kegemaran membaca di DKI Jakarta yang bersifat kolaboratif, siapapun dapat bergabung dalam upaya peningkatan kegemaran membaca di DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengharapkan gerakan membaca ini bukan sekadar gerakan musiman, tetapi jadi awal gerakan masif sepanjang tahun.

Diharapkan pula, kebiasaan membaca di kampung-kampung menjadi hal yang wajar dan menjadi gerakan secara masif.

Melalui gerakan membaca ini, Pemprov DKI Jakarta ingin menekankan budaya membaca, seperti tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 76 Tahun 2018 tentang Pembudayaan Kegemaran Membaca.

Baca juga: Mengapa Membaca Berdampak Positif Bagi Otak

"Ini dikerjakannya terstruktur. Satu sisi kebiasaan membaca didorong, taman baca ditumbuhkan di mana-mana,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kemudian, ucap Anies, pogram buku di Jakarta kami sedang dorong supaya harganya bisa menjadi lebih murah dengan cara kembali membangun Pasar Buku.

Ini semua ikhtiar untuk membuat Jakarta menjadi kota yang memungkinkan generasi masa depan tumbuh jadi pembelajar.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Wahyu Haryadi mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan peran dan fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi, pendidikan, pembelajaran, penelitian, serta rekreasi kultural.

Baca juga: Jangan Malas Membaca Buku, Ini 8 Manfaatnya

"Ke depan, semoga hal baik ini terus berkesinambungan. Untuk mewujudkan kota Jakarta sebagai kota pembelajar, kami akan lakukan program bersama Forum Taman Baca Masyarakat" kata Wahyu.

Selain menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, gerakan #BacaJakarta yang diluncurkan tahun 2019 diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan pada ilmu pengetahuan dan perpustakaan, serta mengasah kemampuan literasi baca tulis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com