Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo kemudian menegaskan ucapan Taufik. Dia memastikan kandidat wagub DKI berasal dari PKS.
"Tadi sudah disepakati bahwa kursi (wagub) itu diamanatkan, dimandatkan kepada PKS. Mudah-mudahan pada waktu berikutnya nanti akan segera disampaikan kepada publik tentang dua nama kader PKS yang akan disampaikan ke pimpinan DPRD DKI Jakarta," kata Syakir.
4. Beda pendapat fit and proper test
PKS kemudian menunjuk dua kadernya sebagai cawagub DKI untuk mengikuti fit and proper test. Keduanya ialah Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta Agung Yulianto dan Ketua DPW PKS Jawa Barat Ahmad Syaikhu.
Namun, Gerindra meminta PKS mengajukan lebih dari dua nama untuk diseleksi. PKS mulanya berkeras tak mau menambah kandidat selain Agung dan Syaikhu.
PKS menganggap fit and proper test sebagai ajang perkenalan cawagub DKI yang diusulkan PKS kepada Gerindra, bukan untuk menyeleksi calon.
Namun, Gerindra menyebut fit and proper test harus digelar sebagaimana lazimnya tes tersebut. Ada kriteria dan bobot nilai yang harus dipenuhi dua kandidat wagub DKI.
Baca juga: PKS Harap Cawagub DKI Dipilih dari 3 Kandidat Fit and Proper Test
Pada akhirnya, PKS menyepakati fit and proper test sesuai keinginan Gerindra. PKS menunjuk kader lain, yakni Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi, sebagai cawagub.
Agung, Syaikhu, dan Suhaimi lalu mengikuti fit and proper test itu.
Fit and proper test digelar oleh empat panelis. Mereka adalah Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Syarif, peneliti LIPI Siti Zuhro, pakar kebijakan publik Eko Prasodjo, dan pengamat politik Ubedilah Badrun.
5. Dua nama diajukan
Tim panelis fit and proper test merekomendasikan Agung dan Syaikhu sebagai dua cawagub DKI. PKS dan Gerindra sepakat untuk mengajukan dua nama yang direkomendasikan tim panelis itu.
"Proses pengisian cawagub yang akan menggantikan Pak Sandi, alhamdulilkah kami telah sepakat dan menerima usulan yang telah disepakati hasil fit and proper test," kata Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik, 22 Februari lalu.
Baca juga: Syaikhu Siap Mundur sebagai Anggota DPR jika Ditarik Jadi Wagub DKI
PKS dan Gerindra kemudian menyerahkan dua nama itu kepada Anies pada 1 Maret 2019. Anies lalu mengajukan dua nama itu ke DPRD DKI pada 4 Maret 2019.
6. Alotnya pemilihan wagub
Meski telah resmi memiliki dua nama pengganti Sandiaga, namun proses pemilihan wagub di DPRD DKI berjalan sangat alot.
Pada pertengahan Maret 2019, DPRD DKI Jakarta sepakat membentuk panitia khusus (pansus) pemilihan wagub DKI. Tugasnya menyusun tata tertib (tatib) pemilihan wagub.
Saat itu, fraksi-fraksi DPRD DKI cukup lama mengirimkan nama perwakilannya ke Sekretariat DPRD. Pansus pemilihan wagub pada akhirnya baru dibentuk pada Mei 2019. Pansus itu beranggotakan 25 orang.
"Suratnya sudah saya tanda tangani tiga atau empat hari lalu," kata Prasetio, 13 Mei 2019.
Baca juga: Sandiaga Sebut Prabowo Berulang Kali Tawari Dirinya Kembali Jadi Wagub DKI
Pansus diketuai oleh Mohamad "Ongen" Sangaji dari Fraksi Hanura, sementara wakilnya adalah Bestari Barus dari Fraksi Nasdem.
Setelah dibentuk, pansus mulai bekerja menyusun tata tertib pemilihan pada 20 Mei 2019.
Pada rapat perdana, Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Akmal Malik menyarankan agar DPRD DKI belajar dari Jambi dan Riau yang pernah menggelar pemilihan wagub pengganti.
Mengikuti saran itu, pansus kemudian melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau pada 22-24 Mei 2019. Setelah itu, pansus melakukan kunker untuk kedua kalinya, yakni ke Provinsi Kepulauan Riau. Pansus juga melakukan kunker ke Grobogan, Jawa Tengah.
Pansus juga mengonsultasikan draf tatib yang mereka susun ke Kemendagri pada 3 Juli 2019. Tujuannya agar draf tatib yang mereka susun sesuai dengan peraturan perundang-undangan.