Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Samsat, Penjual Sepatu Keliling Kaget Bukan Main Disebut Punya 3 Mobil Mewah

Kompas.com - 08/11/2019, 15:09 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Edi Hartono (41) kaget bukan main ketika Kartu Jakarta Pintar (KJP) anak keduanya yang duduk di bangku SMA kelas dua terancam dicabut.

Pemberitahuan tersebut dikabarkan pihak sekolah kepada Edi lantaran ayah dua anak ini kedapatan mempunyai tiga mobil mewah.

"SMPN 265 Kebon Baru tempat anak saya itu kan kasih pemberitahuan soal KJP bahwa orang tua siswa yang punya kendaraan dua KJP-nya diblokir," ucap dia saat ditemui di rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (8/11/2019)

Pria yang berprofesi sebagai penjual sepatu keliling ini pun kaget karena pemberitahuan tersebut. Pasalnya, yang dia punya saat ini adalah satu buah motor matik yang dibeli dengan cara menyicil.

Baca juga: Denda Pajak Kendaraan di Jawa Barat Dihapus 10 November-10 Desember 2019

Setelah dia memeriksa temuan sekolah tersebut ke Samsat, ternyata pihak polisi membenarkan jika terdapat tiga mobil mewah yakni dua Mercedes Benz dan satu Ferrari dengan kepemilikan atas nama Edi Hartono.

Dia pun meyakini ada orang tidak bertanggung jawab mencatut namanya agar bisa memiliki tiga mobil mewah tersebut. Namun, dia tidak tahu siapa yang memegang KTP miliknya dan mencatut namanya di STNK mobil mewah tersebut.

Dia pun teringat jika dirinya sempat kehilangan KTP pada tahun 2017. Kala itu, Edi yang berprofesi sebagai sopir angkot ingin meremajakan kendaraan miliknya sebuah koperasi angkutan umum bernama Budi Luhur.

Baca juga: Dari Rolls Royce hingga Lamborghini, 1.461 Mobil Mewah di Jakarta Tunggak Pajak

Kala itu, pihak koperasi mewajibkan Edi menyerahkan data asli berupa KTP, BPKP dan dokumen lainya jika ingin kendaraan diremajakan. Namun belakangan Edi memutuskan untuk menjual mobil angkot tersebut ke pihak koperasi.

Edi pun berupaya meminta kembali KTP aslinya. Namun pihak koperasi berdalih jika KTP tersebut sudah hilang. Edi pun menaruh kecurigaan kepada pihak koperasi.

"Pihak Budi luhur yakni pak saut bilang ke saya 'saya enggak pernah jual belikan data siapapun, baik punya bapak, yang lain. Itu KTP benar benar hilang. Jadi saya disuruh untuk membikin KTP baru',"  kata Edi.

Kediaman Edi Hartono (41) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Edi yang merupakan penjual sepatu keliling ini kaget bukan main saat disebutkan polisi dirinya punya tiga mobil mewah. Ada orang yang diduga mencatut namanya.KOMPAS.com/WALDA MARISON Kediaman Edi Hartono (41) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Edi yang merupakan penjual sepatu keliling ini kaget bukan main saat disebutkan polisi dirinya punya tiga mobil mewah. Ada orang yang diduga mencatut namanya.

Namun apa daya, dia tidak bisa menuduh pihak koperasi begitu saja lantaran tidak ada bukti.

Dia mengaku sangat menyayangkan perbuatan pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut. Pasalnya, biaya sekolah sang anak dan mungkin saja BPJS yang menanggung biaya kesehatan keluarganya bisa terancam dicabut.

Dia hanya ingin orang yang tidak bertanggung jawab itu datang dan meminta maaf atas semua perbuatannya.

"Saya cuma mau ketemu aja, kaya gimana orangnya. Terus minta maaf ke saya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com