JAKARTA, KOMPAS.com - Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali menanggapi respon miring masyarakat, termasuk Koalisi Pejalan Kaki, soal jembatan penyeberangan orang di Sudirman yang dicopot atapnya.
Menurut dia, sebaiknya komentar itu dilontarkan begitu menjajal sendiri jembatan tersebut.
Marullah menilai, opini yang dilemparkan KPK terkait pembukaan atap JPO Sudirman tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
"Saya minta mereka nikmati saja dulu di sini setelah masuk ke sini, baru berkomentar," ujar dia saat mengunjungi JPO Sudirman, Minggu (10/11/2019).
Marullah mengatakan, secara pribadi, ia memiliki kesan positif terhadap pembukaan atap JPO tersebut.
"Saya foto-foto di sini, kesannya enak banget. Siang saja enak, malam lebih enak lagi," jelas Marullah.
Baca juga: Pengamat soal JPO Tanpa Atap: Tempat Menyebrang, Bukan Selfie
Meskipun cocok sebagai tempat swafoto dan mengambil gambar, Marullah mengimbau masyarakat yang ingin menikmati pemandangan di JPO tersebut untuk bisa berbagi dengan penyeberangan jalan.
Marullah juga menempatkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk berjaga-jaga di sepanjang JPO yang kini viral di tengah masyarakat Jakarta tersebut.
"Kita akan ada petugas di sini untuk mengimbau para penyeberang, kalau (jembatan) sudah terlalu padat khawatirnya nanti ada gerak," kata dia.
Baca juga: JPO Sudirman Tanpa Atap, Koalisi Pejalan Kaki Usul Dirobohkan
JPO atap terbuka di Sudirman terletak di Jalan Sudirman, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, tepatnya di depan Gedung Bumiputera, Jakarta Selatan.
Saat pembukaan atap berlangsung, beragam komentar dilayangkan oleh masyarakat Jakarta, khususnya Koalisi Pejalan Kaki yang menentang dengan keras pembukaan atap JPO tersebut.
Koalisi Pejalan Kaki mengusulkan agar JPO di Jalan Jenderal Sudirman yang kini tanpa atap, dibongkar saja.
Pasalnya, pencopotan atap di JPO tidak membantu para pejalan kaki.
“Kami enggak lihat esensi atapnya dibuka atau tidak, tapi substansinya itu harus akses,” ujar Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus saat dihubungi Kompas.com Kamis (7/11/2019).
Menurut Alfred, JPO yang ada di beberapa tempat termasuk JPO Sudirman tidak memiliki keamanan yang baik.
“Jadi yang sekarang nggak perlu dibongkar atapnya, itu dirobohin sekalian. Karena nggak aman untuk pejalan kaki terutama untuk pengguna-pengguna yang rentan (lansia, ibu hamil, dan disabilitas),” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.