Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Meme Joker, Fahira Idris dan Ade Armando Saling Lapor, Anies Tak Ambil Pusing

Kompas.com - 11/11/2019, 08:10 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meme Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dibuat menyerupai tokoh Joker berbuah masalah yang panjang.

Meme itu awalnya diunggah oleh dosen Universitas Indonesia Ade Armando ke akun Facebook sebagai bentuk protesnya terhadap kebijakan anggaran Anies.

Unggahan itu ditanggapi negatif oleh anggota DPD RI Fahira Idris karena dianggap mengubah dokumen publik.

Aksi saling lapor polisi pun tidak terhindarkan.

Fahira Idris melaporkan Ade Armando

Fahira lebih dulu melaporkan Ade ke Polda Metro Jaya pada 1 November lalu atas dugaan perubahan terhadap bentuk dokumen dan atau informasi elektronik atas foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Laporan tersebut terdaftar dalam nomor laporan LP/7057/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus. Pasal yang disangkakan dalam laporan tersebut adalah Pasal 32 Ayat 1 Jo Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Fahira mengaku mengetahui unggahan foto editan Anies Baswedan pada akun Facebook Ade Armando pada 1 November 2019 saat bertugas di kantornya.

Selain itu, kata Fahira, dia juga diminta mewakili sejumlah warga DKI Jakarta untuk melaporkan Ade. Kendati demikian, Fahira menegaskan laporan terhadap Ade dibuat tanpa adanya campur tangan dari Anies Baswedan.

Baca juga: Dimintai Keterangan Soal Foto Joker Anies Baswedan, Fahira Idris Bawa Sejumlah BuktiBaca juga: Tanggapi Kemunculan Xpander Cross, Honda Bakal Segarkan BR-V?

Atas laporannya itu, Fahira telah dimintai klarifikasi sebagai pelapor pada Jumat (8/11/2019) lalu. Didampingi dua saksi lainnya, Fahira mengaku dicecar 13 pertanyaan oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

Salah satu pertanyaan yang cukup menyedot perhatian Fahira adalah tentang alasan pelaporan terhadap Ade.

Kala itu, polisi menanyakan apakah Fahira mewakili Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam membuat laporan itu.

"Sejak awal saya bilang saya melaporkan ini bukan karena Bapak Anies, bukan untuk Bapak Anies, tidak mendapatkan kuasa dari Pak Anies, tidak mendapat kuasa dari Pemprov (DKI Jakarta)," ujar Fahira di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat.

Ade laporkan balik Fahira

Pada kesempatan yang sama, Ade Armando juga mendatangi Polda Metro Jaya guna melaporkan Fahira Idris atas dugaan pencemaran nama baik.

Namun, laporan Ade ditolak karena kurangnya barang bukti.

Ade berencana melaporkan anggota DPD RI itu atas unggahan di akun Instagramnya pada 5 November lalu.

Ade mengatakan, Fahira pernah menggunggah foto yang disertai tulisan di akun Instagram pribadinya yang menyebut Ade kebal hukum sehingga tidak pernah dipenjara.

Baca juga: Berencana Laporkan Fahira Idris, Ade Armando Harus Lengkapi Bukti

Ade menilai tulisan Fahira tersebut telah menggiring opini negatif masyarakat tentang dirinya.

Kutipan keterangan tulisan dalam foto yang diunggah Fahira yang diduga mencemarkan nama baik Ade yakni "Banyak laporan dari konstituen saya mengenai ulah saudara AA selama ini yang sangat meresahkan masyarakat. Dan bukan hanya kali ini, tetapi berulang-ulang. Saudara AA seperti membanggakan dirinya tak tersentuh hukum".

"Ibu Fahira ini dalam pandangan saya dengan sengaja membangun sebuah kesan bahwa saya selama ini membanggakan diri saya bahwa saya kebal hukum. Buat saya ini serangan yang sangat tidak layak dan mencemarkan nama baik saya," kata Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

Sayangnya, tulisan Fahira tersebut telah dihapus dari akun Instagram Fahira. Oleh karena itu, polisi membutuhkan barang bukti lainnya untuk mendukung laporan Ade.

"Ternyata hari ini diketahui kalimat-kalimat yang justru ingin dipersoalkan itu sudah hilang sehingga polisi harus memverifikasi, mempelajari kembali bukti-bukti valid untuk tuduhan atau dugaan tersebut,"ungkap Ade.

Nantinya, lanjut Ade, dirinya akan kembali mendatangi Polda Metro Jaya guna melaporkan Fahira setelah melengkapi barang bukti yang diminta polisi.

Anies tak ambil pusing

Meski menciptakan perselisihan antara Fahira dan Ade, Anies Baswedan sebagai objek dalam meme tersebut tampak tidak terpengaruh.

Anies tidak mau ambil pusing terkait meme wajahnya yang diubah menjadi tokoh Joker dan diunggah ke media sosial. Anies ogah memerhatikan hal-hal seperti itu.

"Itu bukan hal yang menjadi perhatian saya. Saya lebih konsentrasi pada yang menjadi tugas saya," ujar Anies di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019) malam.

Baca juga: Anies Tak Mau Ambil Pusing Wajahnya Diubah Jadi Joker

Anies menganggap foto wajahnya diedit sebagai ekspresi yang disampaikan orang-orang yang mengkritiknya. Dia menyatakan menghargai ekspresi-ekspresi semacam itu.

"Orang berkomentar, orang menulis, orang menggambar, itu adalah hak mereka. Jadi kita negara demokrasi, kita negara yang menghargai perbedaan pendapat. Saya menghargai mereka yang mengekspresikan dengan caranya," kata dia.

Menurut Anies, semua tindakan seseorang di media sosial menjadi tanggung jawab orang tersebut kepada pengikutnya (followers).

"Ada orang lain yang mengekspresikan dengan caranya, ya nanti dia yang mempertanggungjawabkan kepada pembacanya, pada pendengarnya," ucap Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com