Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajukan 4 Calon Lain, Gerindra Sejak Awal Tak Mau Wagub DKI Diisi PKS

Kompas.com - 11/11/2019, 14:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai sejak awal, Partai Gerindra tak ingin kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta jatuh ke tangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Dari awal juga saya sudah paham Gerindra akan berkelit sedemikian rupa agar jatah wagub tidak jatuh ke PKS. Kawan seiring adalah musuh terdepan," ujar Ray dihubungi Kompas.com, Senin (11/11/2019).

Ray mengatakan, kursi wakil gubernur DKI merupakan posisi yang amat strategis bagi siapa pun yang mendudukinya. Sehingga, tak heran jika Gerindra juga diam-diam mengincar posisi itu.

"Semua partai juga pengin. Cuma kan ketentuannya partai pengusung saja yang bisa, dalam hal ini Gerindra-PKS," kata Ray.

Baca juga: Manuver Gerindra Incar Kursi Wagub DKI, Usulkan Kadernya sebagai Saingan PKS

"Itu posisi yang sangat seksi untuk kepentingan pragmatis dan politis. Ada Rp 80 triliun APBD-nya. Kemudian, siapa pun wakilnya pasti terkenal dan potensial dipilih. Itu yang membuat Gerindra tidak ikhlas memberikan posisi itu kepada PKS," lanjut dia.

Pendapat senada dilontarkan peneliti politik LIPI, Syamsudin Haris. Syamsudin menyebut, sejak awal Gerindra tidak punya niat baik soal jatah PKS atas kursi wagub DKI.

"Gerindra memang ingin jabatan wagub tersebut, padahal mestinya menjadi hak PKS. Sudah jelas sejak awal, tidak ada niat baik Gerindra, khususnya Gerindra Jakarta, sebagai pengusung Anies-Sandi untuk menyelesaikannya (proses pemilihan wagub dari PKS)," ucap Syamsudin kepada Kompas.com, Sabtu (9/11/2019) sore.

Baca juga: Tarik Ulur Gerindra-PKS soal Calon Wagub DKI yang Tak Berkesudahan

"PKS sudah mengalah dalam pilpres, saat Prabowo tidak mengambil satu pun dari 9 cawapres yang disodorkan PKS," kata Syamsudin.

Sudah setahun lebih sejak ditinggal Sandiaga Uno pada 10 Agustus 2018, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bekerja sendirian tanpa wakil.

Berdasarkan kesepakatan Gerindra dan PKS selaku pengusung Anies-Sandi, kursi wakil gubernur jadi "jatah" PKS. Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto kemudian didapuk jadi dua nama yang diusulkan sebagai calon wakil gubernur ke DPRD DKI Jakarta.

Hasilnya nihil sampai sekarang. Dua nama itu tak kunjung berproses di Kebon Sirih. Teranyar, Gerindra justru menyodorkan 4 nama baru untuk jadi wakil Anies.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Dicari Wagub DKI Pendamping Anies

Mereka adalah Dewan Penasihat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra Arnes Lukman, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry J Yuliantono, Sekretaris Jenderal Gerindra Riza Patria, dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengklaim, keempat nama ini disetor ke Dewan Pimpinan Pusat PKS yang secara resmi berwenang mengajukan wakil gubernur DKI Jakarta.

"Biar bisa disandingkan (dengan kandidat dari PKS), bisa begitu kan. Karena kita lihat (kandidat PKS) macet ini gimana kalau opsi itu diambil," tutur Taufik, Kamis (7/11/2019).

Untuk diketahui, proses pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta di DPRD berjalan alot dengan drama penyusunan tata tertib pemilihan yang tak kelar-kelar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com